My Favourite Singer

OH MY GOD!!! aku ga bisa ngomang apa-apa, sepeechless...seneng banget...kalo ngomongin idolaku ini. Yes, she is Celine Dion. My Godess. Kemarin aku lihat konsernya di TV, Indosiar. Konsernya sih sudah setahun lalu dan baru ditayang-ulang oleh Indosiar, konsernya di Las Vegas. Aku nonton jam 11.30 sampai jam 01.oo malam. Keren banget... Penari latarnya banyak, mungkin ada 70-an orang dengan panggung yang sangat luas. Dia nyanyi 10 lagu lebih namun kwalitas suaranya tetep ok. Hampir setiap selesai nyanyi, penonton pada standing applaus. Gila!!!

Aku nonton, pas acara dah mulai...waktu itu dia nyanyi "it's all coming back to me now". Keren-keren semua, apalagi waktu nyanyi I,m Alive, Dion bernyanyi seperti sambil ngobrol dengan penyanyi latar. Suasana relax and cair banget, namun tetep menyatu dengan musik.

Ada juga lagu yang bikin aku terharu... tapi dalam konser itu, dia ngga nyanyiin lagu ini...

Goodbye's

Mamma
You gave life to me
Turned a baby into a lady

And mamma
All you had to offer
Was a promise of a lifetime of love

Now I know
There is no other
Love like a mother's love for her child

And I know
love so complete
Someday must leave
Must say goodbye

Goodbye's the saddest word I'll ever hear
Goodbye's the last time I will hold you near
Someday you'll say that word and I will cry
It'll break my heart to hear you say goodbye
.....

Habis itu aku nyari VCD-nya, karena aku lihat pengumumannya di Indosiar, konsernya bisa didapat via VCD. sampai sekarang aku belum dapat, aku ke Popeye. Kata mbak penjaga toko, habis. Terus...dia bilang cuma ada CD. wah jadi kecewa...padahal dah ngajak jalan Andri ma Alene...hiks...hiks...

Foto diambil dari: www.celinedion.com

3 Jam Bersama Irsyad Manji

Hari ini aku datang ke diskusi Beriman yang membebaskan: Ijtihad ala Irsyad Manji, bersama Irsyad Manji seorang Feminis Lesbian. Lewat bukunya tahun 2003 “The trouble with Islam Today”, Irsyad mulai dikenal, heboh. Setekah kemarin aku juga datang di acara bincang-bincang bersama Irsyad Manji di Lembaga Indonesia Perancis Yogyakarta.

Diskusi dimulai dengan memutar film dokumenter, karya irsyad. Sayang aku telat. Jadi tak bisa menonoton Film yang pasti “dahsyat” itu. Film yang sebagian menggambarkan kehidupan Irsyad, itu kutahu dari penggalan cerita panelis.

Diskusi yang digelar di Gedung Pasca sarjana UGM lantai 5 itu penuh, banyak yang nggak kebagian tempat duduk. Banyak mahasiswa, aktivis LSM, akedemisi yang datang terbius oleh kata-kata Irsyad, “Berani dan lugas”.
Diskusi itu juga menghadirkan Muhajir Darwin, Dosen UGM, Hindun Anisah Seorang feminis Islam, yang masa mudanya banyak dihabiskan di dunia pesantren, namun belakangan telah mengambil studi antropologi islam di Amerika.

Banyak yang bertanya soal bagaimana relasi keimanan seharusnya, konsep toleransi, makna beriman dan juga makna islam itu sendiri.
Ada contoh menarik yang disampaikan oleh Muhajir, tentang konsep beriman, dalam slide ada foto Rhoma Irama dan Inul. Muhajir menjelaskan apakah makna iman seperti Rhoma irama yang suka berdakwah namun berpoligami, atau inul yang ngebor namun setia dengan suaminya. Atau seperti dewi persik yang penampilannya terbuka tapi mengaku “biar gini saya lulusan pesantren loh” atau gambar Al - Amin Nasution yang berpenampilan rapi namun ternyata terlibat korupsi, atau Slank yang berpenampilan rocker namun syair lagunya kritis. Menurut Muhajir keimanan sebenarnya adalah cerminan dari perilaku. Audiens ger-geran melihat gambar-gambar tersebut. Sungguh parodi yang ironis.

Hindun bicara soaal fiqih, dia melihat selama ini posisi figih terlalu dominan, namun hanya membuat simplifikasi terhadap halal dan haram. Menurut hindun fiqih telah mengungkung umat islam untuk berfikir hitam dan putih. Karena itu perlu ditamkan semangat ijtihad melalui reintepretasi teksdan merespon perubahan sosio kultural.

Dari segala bentuk perdebatan Irsyad menyimpulkan bahwa Kebenaran hanya milik Allah. Dan kita hendaknya menghormati perbedaan.

“Kita boleh tidak setuju, tapi dengan perdamaian. Anda boleh tidak setuju dengan saya, dan saya boleh tidak setuju dengan anda, tapi lakukanlah dengan damai. Kita hanya manusia bukan Tuhan, maka bersikaplah sebagai manusia bukan Tuhan. Kebenaran Hanya milik tuhan” kira-kira aku menterjemahkan kata-kata Irsyad seperti itu, bagiku itu adalah kalimat dahsyat yang dia miliki, yang baru aku dengar. Spontan aplaus bergema diseluruh ruangan.

Ada dua pertanyaan yang menurut Irsyad adalah pertanyaan besar dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan audien, yakni pertanyaan apakah Islam menurut Irsyad? Dan pertanyaan kedua adalah Bagaimana Irsyad melakukan Ijtihad sementara dia tak punya otoritas untuk berijtihad?

Kedua pertanyaan ini dijawab dengan indah. Namun ada kalimat bijaksana yang ia katakan yakni: bahwa memang Irsyad tidak memiliki otoritas untuk melakukan ijtihad secara legal, namun Tuhan memberi kebebasan kepada kita untuk berfikir. Tuhan memberikannya. Dia mencontohkan Socrates, semula dia bukan siapa-siapa, dia bukan apa-apa namun jiwa, pikirannya memanggil untuk selalu bertanya, membuat sekolah yang mengajarkan setiap orang untuk kritis menanyakan sesuatu. Dia tidak punya otoritas sebagai philosopher namun karena dia berfikir, dia melakukan sesuatu sehingga dunia mengakuinya sebagai seorang filsuf.

Inti pelajarannya adalah : Berpikirlah, berkaryalah, meskipun tanpa otoritas jika itu bermanfaat untuk orang lain, pasti orang lain akan mengakuinya.

Irsyad menambahkan, Indonesia adalah tempat strategis bagi perkembangan islam, karena di Indonesia umat muslim terbesar berada. Mereka hidup diantara ribuaan pulau, beragama bahasa, etnis, agama, namun bisa berdampingan. Ini adalah modal besar, bagi kaum muslim untuk mereformasi islam, di Idonesialah seharusnya ini semua di mulai. Dan jangan lupa Allah telah memberikan kebebasan bagi umatnya untuk berfikir.

Gunakanlah potensi yang ada, meskipun tak bisa berbahasa ingris, berbahasa arab, umgkapkanlah...jika itu bermanfaat untuk orang lain, maka orang lain pasti bersedia menerjemahkan.

Berkali-kali aku merinding mendengar kata-katanya.

* Foto diambil dari
www.irshadmanji.com

Boring

Pernahkah kita bertanya kenapa bosan itu ada, pada saat apa bosan itu datang? Bisakah kita memilih untuk tak didatangi rasa bosan. Atau masalahnya adalah bagaimana kita mengisi suasana, menikmati bosan.Aku sedang bosan dengan rutinitas yang ada, seperti kita kembali dalam keadaan, suasana yang sama. Membayangkan untuk tak kembali dan menghindarinya. Seorang teman pernah bilang, jangan melewati jalan yang sama, coba ambillah jalan yang berbeda, itu akan membuat suasana harimu jadi lain.


Aku tersenyum saja, mungkin benar apa yang dikatakannya tapi, ah sok tahu...pikiranku yang lain mengumpatnya. Sok tahu!

Dan aku lalu memikirkan pantai, pantai yang luas, yang batasnya tak bisa kita lihat. Aku suka pantai. Barangkali mengunjungi pantai dapat membuat pikiran damai. Pantai seperti kekasihku. Saat ini aku ingin menemuinya. Berjalan-jalan disampingnya, disamping air yang bergulung, disamping ombak.

Saat air menjilati kaki, lalu menjauh dan datang lagi. Suara berdebur dan bau amis air asin, hangat tercium. Saat aku memandang laut yang seperti tak bertepi itu, yang luas itu aku seperti memandang kebesaran, dan semua yang hadir dalam kehidupan ini jadi bukan apa-apa.
It’s simple thing!
* Foto Parang tritis, diambil dari www.trulyjogja.com

Mimpi Yang Iseng





Dunia fashion selalu menarik hati kaum hawa, karena itu tiap ada pagelaran busana 75 persen yang hadir dapat dipastikan adalah perempuan. Aku sendiri senang sekali ketika dibelikan baju baru, kesenangan anak-anak, anak perempuan tentu saja. waktu itu pasti tidak tahu apakah fashion itu, kata yang tidak pernah didengarkan, kalaupun mendengar pasti kedengaran asing dan aneh ditelinga anak kecil. Maksudku suka baju baru. Namun aku akan ceritakan pengalamanku tentang baju baru, ini kuingat saat masih kecil setiap aku sakit maka akan sembuh ketika dibelikan baju baru. Tentu saja tidak ada hubungan antara baju baru dengan obat penurun panas atau obat flu. Namun baju seperti obat dikala aku sakit. Rasa senang bukan kepalang ternyata mampu memberi sugesti yang luar biasa untuk sembuh.




Hal ini mempengaruhi pandanganku tentang dunia fashion, hingga dewasa. suka melihat acara-acara TV tentang Mode, memelototi majalah mode atau sesekali mengahadiri acara fashion show ala mahasiswa, yang tiketnya bisa didapat dengan murah-meriah, bisa juga dengan gratisan, masuk dengan sembunyi-sembunyi, atau Pedekate dengan teman-temanku yang kebetulan beberapa diantaranya menjadi mahasiswa tata busana dan kalau mereka mengadakan pagelaran. Aku juga sering iseng-iseng bermimpi menjadi perancang busana, memiliki butik, dan sebagainya. Namun semua itu hanya berakhir dalam mimpi.




Aku tidak fashionable, tentu saja...dari sudut manapun. Namun hati kecilku bilang, aku cinta fashion. Gemar berimajinasi, namun tak sanggup membuatnya sendiri. Membuat gambar aja payah. Aku menyebut hanya imajinasiku sendiri yang tahu. Barangkali itu.




Namun ada kesenangan kecil, belakangan banyak teman-teman yang memintaku jadi consultant design,..... busheeet....Cuih...bangun dodol...! maksudku bukan itu ya sejujurnya begini, akhir-akhir ini aku sering dimintai pendapat teman-temanku waktu mereka memilih baju, atau menjahitkan baju, memilih sepatu, memilih bahan, ataupun menggambarkan desainnya. Tentu aku senang jika akhirnya mereka memutuskan untuk menerima saranku. Dan lebih senang lagi ketika mereka puas dan memuji pilihanku. He....he...lalu imajinasiku melayang melampaui awan, seandainya dulu aku sekolah jurusan tata busana pasti peluang untuk menjadi designer pasti terbuka lebih lebar...mungkin kelak akan menyaingi designer ternama yang diam-diam menjadi idolaku -Anne Avantie- yang asal semarang itu. Konyol banget rasanya...




3 Februari lalu, aku datang ke acara Fashion Show temanku Yuli, di Kampusnya Universitas Negeri Yogyakarta, dia adalah mahasiswa tata busana. Hari itu yuli akan memeragakan busana kebaya hasil karyanya. Pegelaran hari itu bertema Indonesian Beauty. Bajunya sendiri diberi nama Ligh of gold yang artinya cahaya dari emas. Nama ini mewakili penampilan busana model kebaya yang Dia rancang berwarna coklat keemasan. Efek kemilau emas ini berasal dari taburan payet yang dipasangdi kebaya tersebut, yang berbentuk bunga-bunga,daun, lekukan, yang bercorak simetris. Payet yang dipilih pun yang berkualitas bagus, dia menyebutnya payet jepang.




Dengan bustie dibalik kebaya mempertegas kesan femnin, dari lekuk dada, yang terlihat ramping namun berisi. Bustie tak bisa dilepaskan dari kebaya, tanpa bustie kebaya akan kehilangan keindahannya, begitu konon ceritanya.




Kika : Yanti dan Yuli




Aku datang bertiga, dengan Iis dan Tina. Kami masuk gratis dengan embel-embel mau jadi pendamping juri plus mau pakai baju serba hitam. Meskipun kenyataannya ketika disana kami seperti penonton biasa, hanya menonton dan juri tak butuh didampingi, bahkan kita nggak ngerti siapa nama jurinya. Pakai Hitam siapa takut...! padahal aku sendiri kurang suka warna hitam. Tapi ngga pa-pa yang penting gratis. Akhirnya tanpa ba-bi-bu kami memasuki ruangan dengan mulus, dengan cuek. tanpa ditanya tiketnya. He..he.. gretong...




Pagelaran busana yang mengusung tema Indonesian Beauty ini kebanyakan menampilkan model kebaya yang dimodifikasi dengan beragam design dan warna. Para mahasiswa ini juga dituntut sekaligus menjadi peragawati. Dosennya menyebut “”peragawati dadakan” dalam sambutannya. Sekitar 80 peserta menampilkan hasil rancangannya.




Acara yang dimulai pukul 10.00 ini selesai pukul 13.00. waktu yuli berlenggak lenggok seperti peragawati, kami teriak-teriak menyebut namanya. Supporter gitcu loh...




Selain Yuli ada juga Yanti, dia bekas teman kos dulu. Yanti juga membawakan hasil rancangannya yang berwarna coklat. Acara diakhiri dengan pengumuman pemenang dan penyerahan tropi. Meski teman-temanku tidak menang. tapi kami semua senang... sudah bisa cuci mata.