Mimpi Yang Iseng





Dunia fashion selalu menarik hati kaum hawa, karena itu tiap ada pagelaran busana 75 persen yang hadir dapat dipastikan adalah perempuan. Aku sendiri senang sekali ketika dibelikan baju baru, kesenangan anak-anak, anak perempuan tentu saja. waktu itu pasti tidak tahu apakah fashion itu, kata yang tidak pernah didengarkan, kalaupun mendengar pasti kedengaran asing dan aneh ditelinga anak kecil. Maksudku suka baju baru. Namun aku akan ceritakan pengalamanku tentang baju baru, ini kuingat saat masih kecil setiap aku sakit maka akan sembuh ketika dibelikan baju baru. Tentu saja tidak ada hubungan antara baju baru dengan obat penurun panas atau obat flu. Namun baju seperti obat dikala aku sakit. Rasa senang bukan kepalang ternyata mampu memberi sugesti yang luar biasa untuk sembuh.




Hal ini mempengaruhi pandanganku tentang dunia fashion, hingga dewasa. suka melihat acara-acara TV tentang Mode, memelototi majalah mode atau sesekali mengahadiri acara fashion show ala mahasiswa, yang tiketnya bisa didapat dengan murah-meriah, bisa juga dengan gratisan, masuk dengan sembunyi-sembunyi, atau Pedekate dengan teman-temanku yang kebetulan beberapa diantaranya menjadi mahasiswa tata busana dan kalau mereka mengadakan pagelaran. Aku juga sering iseng-iseng bermimpi menjadi perancang busana, memiliki butik, dan sebagainya. Namun semua itu hanya berakhir dalam mimpi.




Aku tidak fashionable, tentu saja...dari sudut manapun. Namun hati kecilku bilang, aku cinta fashion. Gemar berimajinasi, namun tak sanggup membuatnya sendiri. Membuat gambar aja payah. Aku menyebut hanya imajinasiku sendiri yang tahu. Barangkali itu.




Namun ada kesenangan kecil, belakangan banyak teman-teman yang memintaku jadi consultant design,..... busheeet....Cuih...bangun dodol...! maksudku bukan itu ya sejujurnya begini, akhir-akhir ini aku sering dimintai pendapat teman-temanku waktu mereka memilih baju, atau menjahitkan baju, memilih sepatu, memilih bahan, ataupun menggambarkan desainnya. Tentu aku senang jika akhirnya mereka memutuskan untuk menerima saranku. Dan lebih senang lagi ketika mereka puas dan memuji pilihanku. He....he...lalu imajinasiku melayang melampaui awan, seandainya dulu aku sekolah jurusan tata busana pasti peluang untuk menjadi designer pasti terbuka lebih lebar...mungkin kelak akan menyaingi designer ternama yang diam-diam menjadi idolaku -Anne Avantie- yang asal semarang itu. Konyol banget rasanya...




3 Februari lalu, aku datang ke acara Fashion Show temanku Yuli, di Kampusnya Universitas Negeri Yogyakarta, dia adalah mahasiswa tata busana. Hari itu yuli akan memeragakan busana kebaya hasil karyanya. Pegelaran hari itu bertema Indonesian Beauty. Bajunya sendiri diberi nama Ligh of gold yang artinya cahaya dari emas. Nama ini mewakili penampilan busana model kebaya yang Dia rancang berwarna coklat keemasan. Efek kemilau emas ini berasal dari taburan payet yang dipasangdi kebaya tersebut, yang berbentuk bunga-bunga,daun, lekukan, yang bercorak simetris. Payet yang dipilih pun yang berkualitas bagus, dia menyebutnya payet jepang.




Dengan bustie dibalik kebaya mempertegas kesan femnin, dari lekuk dada, yang terlihat ramping namun berisi. Bustie tak bisa dilepaskan dari kebaya, tanpa bustie kebaya akan kehilangan keindahannya, begitu konon ceritanya.




Kika : Yanti dan Yuli




Aku datang bertiga, dengan Iis dan Tina. Kami masuk gratis dengan embel-embel mau jadi pendamping juri plus mau pakai baju serba hitam. Meskipun kenyataannya ketika disana kami seperti penonton biasa, hanya menonton dan juri tak butuh didampingi, bahkan kita nggak ngerti siapa nama jurinya. Pakai Hitam siapa takut...! padahal aku sendiri kurang suka warna hitam. Tapi ngga pa-pa yang penting gratis. Akhirnya tanpa ba-bi-bu kami memasuki ruangan dengan mulus, dengan cuek. tanpa ditanya tiketnya. He..he.. gretong...




Pagelaran busana yang mengusung tema Indonesian Beauty ini kebanyakan menampilkan model kebaya yang dimodifikasi dengan beragam design dan warna. Para mahasiswa ini juga dituntut sekaligus menjadi peragawati. Dosennya menyebut “”peragawati dadakan” dalam sambutannya. Sekitar 80 peserta menampilkan hasil rancangannya.




Acara yang dimulai pukul 10.00 ini selesai pukul 13.00. waktu yuli berlenggak lenggok seperti peragawati, kami teriak-teriak menyebut namanya. Supporter gitcu loh...




Selain Yuli ada juga Yanti, dia bekas teman kos dulu. Yanti juga membawakan hasil rancangannya yang berwarna coklat. Acara diakhiri dengan pengumuman pemenang dan penyerahan tropi. Meski teman-temanku tidak menang. tapi kami semua senang... sudah bisa cuci mata.