Resensi Buku Panduan Hukum bagi Paralegal

Peran Paralegal dalam kehidupan masyarakat sangat membantu untuk mencapai access to justice. Seorang paralegal adalah orang yang memilik pengetahuan lebih tentang hukum dibanding dengan masyarakat sekitarnya.

Mahalnya biaya untuk membayar jasa pengacara profit, maraknya praktek mafia peradilan dan kebijakan yang lebih pro kepada penguasa membuat keadilan sulit dijangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan banyak sekali paralegal dimasa mendatang, untuk mengimbangi maraknya mafia kasus (markus) dan korupsi di dunia peradilan kita.

Buku panduan untuk paralegal ini hadir untuk memudahkan siapa saja yang tertarik belajar menjadi paralegal. Dengan penjelasan gamblang baik secara teori maupun praktek, yang sengaja dikemas agar mudah dipelajari.

Membuka buku ini secara garis besar terbagi dua yakni pengetahuan dasar, Topik khusus, dan Ketrampilan Paralegal. Pengetahuan dasar terdiri dari Analisis sosial, konstitusi RI, Pengantar hukum dan sistem hukum di indonesia, Hak Asasi Manusia (HAM) dan Pengadilan HAM, dan tentang Paralegal. Seorang paralegal yang ingin membantu menangani kasus, harus bisa mengerti situasi sosial, situasi kasus, agar bisa membuat analisa yang menyeluruh dan mengambil tindakan yang tepat. Sementara itu persoalan konstitusi RI juga menjadi wajib dipelajari bagi paralegal. Konstitusi adalah dasar aturan main dalam sebuah penyelenggaraan negara, di halaman 31 buku ini disebutkan tanpa konstitusi maka negara tak akan berjalan. Lalu apa relevansinya dengan paralegal? Mengapa dia harus tau? Karena dalam konstitusi ini paralegal dapat melihat struktur pemerintahan, mekanisme penyelenggaraan negara, hak-hak warga negara yang dibela, serta hak asasi manusia secara luas. Saat terjadi pelanggaran terhadap warga negara, kita harus tau hal apa yang dilanggar dan apa kewajiban negara dalam hal itu. Materi pengantar hukum, bicara tentang mengapa hukum diperlukan? Hukum dibutuhkan untuk mengatur perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, dia dipakai sebagai pedoman untuk menghormati hak orang lain. Karena hak kita dibatasi oleh hak orang lain.

Ilmu dasar lainnya adalah soal HAM, pengertian HAM, serta prinsip yang terkandung di dalam HAM. Didalam HAM terbagi dua garis besar yakni hak sipil politik (sipol) dan Hak Ekonomi Sosial Budaya (Ekosob).

Dalam buku ini, halaman 198, paralegal didefinisikan sebagai seseorang yang bukan sarjana hukum tetapi memiliki pengetahuan hukum, oleh karena itu pengetahuan dasar tadi akan membantu kita untuk memahami persoalan hukum.

Sementara Topik Khusus terdiri dari demokrasi dan partisipasi, Hak warga negara dalam sipil politik,Korupsi di peradilan, Advokasi hak pendidikan dan kesehatan, Hukum Agraria dan hak atas tanah. Hukum Lingkungan dan Perjuangan Keadilan ekologis, Hukum perburuhan, advokasi kaum miskin kota, Hak kewirausahaan dan penyelesaian sengketa, Perlindungan Anak, Advokasi dan perlindungan dan penyelesaian hak konsumen, hak korban dan hak tersangka.

Materi lain yang teknis adalah soal keterampilan paralegal yang meliputi Alternatif penyelesaian sengketa (APS), mekanisme pengaduan dan komplain (IT), Pengorganisasian dan manajerial aksi massa, Panduan bantuan hukum, tehnik konsultasi dan investigasi, serta Upaya hukum dan class action.

Buku setebal 592 halaman ini ditulis oleh beberapa pakar hukum yang mumpuni dibidangnya, kebanyakan berasal dari lingkungan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, karena saat bicara tentang paralegal maka otomatis akan membicarakan soal bantuan hukum. Buku ini layak dibaca siapa saja yang ingin mengetahui hukum, tidak hanya bagi mereka yang ingin menjadi paralegal. Ditengah kesemrawutan kondisi hukum di negeri ini sepertinya kita butuh belajar hukum, agar tidak tertipu mavia kasus, atau lebih sederhananya kita bisa lebih kritis dalam menyikapi kebijakan negara yang belakangan hanya berniat melanggengkan kekuasaan dan menguntunkan segelintir orang. Melalui buku ini marilah kita belajar bersikap, karena jika tidak kita tak kan jadi apa-apa. (end)

Dimuat di Bulletin Dwi Bulanan Saksi-LBH Yogyakarta.

Buah pikiran

Ada kata-kata menarik yang slalu ku ingat akhir-akhir ini. ini bisa mencerahkan, ini bisa menguatkan tentang perasaan-perasaaan.
"Marriage is time to you to stop compare someone with someone else."

Have you?

Puisimu

saputangan kerinduan
Oleh: S.Fahri salam
aku hanya ingin pulang
kembali ke rahimmu
berdiam tak berbusana
ketika tubuh hanya debu telanjang
tersuruk ke lembah tak bernama
desis ular tak bersuara
Adam yang merindukan tulung rusuknya

ini bukan dongengan, cintaku
bukan kerjap cahaya di tugur lampu kota

sendirian
mencari pasangan kekal saat
kelelawar hitam jatuh di telapak tanganku
dan seperti rekah bunga matahari
di pagi yang menyimpan perih
sayapnya menggelapar serupa saputangan
yang pucat
dimana namamu kuterakan di atasnya

dapatkah janji itu setia, cintaku
dapatkah musim meneteskan hujan di waktu yang sama, sayangku
ketika tanpa sengaja kau mencium aroma lemak dalam sekerat sapi
terpanggang di atas tungku api
tetes demi tetes serupa cinta yang berahi

angin membawa kerinduan ini
ke asal ia dilahirkan
rahimmu mengabadikan ketenangan yang tak terusik
sebentar mendekap tumpuk gelisahku
untuk kau buat menjadi payung asmara yang teduh
bertahun-tahun
memunggungi matahari, pijar lampu, dan cuaca yang kadang
tak terduga

ketika aku jauh di kota sejuta cahaya
petang yang tampak menakutkan
geletar petir memecah kebekuan
di sarang-sarang gelap kelelawar yang tak beralamat
kau tahu, cintaku
aku hanya ingin berada dalam rahimmu.

jakarta, 14 maret 2006
02:50

Menghitung Kehilangan

Akhir-akhir ini aku sperti berhitung dengan kehilangan. Kehilangan yang terkadang susah untuk dijelaskan namun aku bisa merasakannya. Satu, satu pergi, Mungkin aku ini sensitif, tapi aku percaya intuisi dan percaya apa yang kurasakan. Satu, dua hal mulai terbukti namun aku terus berfikir positif dan berdoa dengan doa terbaik. Aku mendengarnya sendiri. Aku merasakan sendiri perubahannya.

Seandainya aku ini tidak ada, dan tiba-tiba lenyap, aku ingin menghitung berapa banyak yang merasa kehilangan? Berapa banyak yang merdeka? Pikiran iseng, namun aku suka memikirkannya. Jika ada mesin pendeteksi kebahagian seseorang pasti lebih bagus lagi. Seberapa bahagia orang yang ada di dekatmu karena keberadaanmu? hmm jenius bukan? seperti alarm yang berbunyi, dengan bunyi beraneka ragam yang bisa kita pilih sesuka hati. Pasti Lucu.

Namun saat aku memandangnya, aku seperti menemukan kembali jalan meski untuk salah satu alasan. Dan pikiran tadi itu benar-benar konyol. Saat aku mengingat bahwa darah kami sama, kita sama-sama kehilangan, dan dia membutuhkan aku untuk saling menguatkan. Hanya itu kiranya yang membuat semua hal yang mati rasa ini hidup kembali. Ada kehidupan lain yang berdenyut. Meski untuk alasan besar yang indah sudah aku simpan dalam-dalam, kualihkan sementara, karena semakin aku berusaha menjaganya semakin membuatku salah dan asing. Maka aku ingin mengalihkannya hanya untuk memberikan pengertian, pemahaman, dan tentu saja cinta. Aku ingin menjaganya meski aku menemukan ada rasa antusias yang samar-samar menghilang dalam obrolan itu, dalam sapaan, dan rencana-rencana.

Aku masih bingung dengan konsep dan fakta yang sering kali berbeda. Antara ucapan dan tindakan. Tapi aku ingat seseorang pernah berkata-kata bahwa tiap saat orang perlu belajar tentang perubahan. Hanya untuk membuat agar kita lebih siap dan ikhlas. Tanpa perlu panik. ujian-ujian yang datang itu untuk meninggikan kualitas hidup kita, karena itu bersyukurlah. Hmm ini bijaksana sekali, semoga aku bisa menjalaninya. Terimakasih untukmu yang memberiku kata-kata ini.

Oleh karena itu saat kamu butuh perhatian, maka perhatianlah terlebih dulu. Saat kita butuh dihibur maka belajarlah menghibur terlebih dulu. Belajar menebar kebaikan dan kasih sayang kepada siapa saja, agar hidup tidak pernah sepi dan kesepian. Melakukan sesuatu bagi orang lain membuat hidup kita lebih bermakna.

Oke miss charming, cerialah...he he..karena baik saja tidak cukup, kita butuh tampil menarik he he...dan tentu saja menyenangkan. Hai...hellow...

Baiklah... Smile...Klik, kita akan membuatnya abadi, meksipun hanya dalam selembar foto!!!

Yogyakarta, 21 november 2010. 03:04

Hari-Hari Cengeng Sedunia...

Entah mengapa aku jadi gampang menangis, harusnya mengingatnya adalah sesuatu yang menyenangkan. Tapi saat ini aku sedang gelap,dan bertanya-tanya. Dan ucapan baik-baik saja, itu bukan jawaban yang memuaskan.

Ada perasaan diam dan pelan-pelan ingin menghalau aku pergi.
Ingin aku tak ada.
Dan aku bertanya-tanya, aku berprasangka.
Apakah aku pergi saja ya?

Jalan-Jalan ke Kota Tua


Aku akan selalu merindukannya. Suasana magis masa lalu yang menyeret kenangan entah kapan, menyeruak saat memasuki halamannya. Ada mobil tua yang diparkir di tepi jalan juga pedagang cendra mata yang berjajar di sepanjang jalan. Mekipun tak seindah yang aku bayangkan karena hari itu kesan bersejarah kota tua tertutup oleh perhelatan musik dan ramainya pengunjung. Apakah karena musim liburan? Namun suasana magis masa lalu, menyeretku kembali dalam lamunan. Saat kuedarkan pandangan tampak berjejer sepeda kumbang lengkap dengan topi lebar berenda yang kerap kita jumpai dikenakan noni belanda dalam film-film jaman dulu. Sepeda itu disewakan untuk keliling melintasi kota tua atau sekedar berfoto ria. Aku gembira, rasa mual selama perjalanan menguap seketika.


“Kita sewa sepeda yuk...” aku mengajaknya. Asik juga bisa naik sepeda pake topi dan kalo perlu sambil di foto, batinku.
“Ngga usah, buat apa sih...”
Baiklah, aku harus gembira kan? That's not big deal. Aku berjalan lagi. Melihat kesana kemari. Suasana ramai, dipenuhi celoteh ABG.

“Apa selalu begini? Kok rame, kotor lagi.”
“Biasanya sepi kok dan ngga kotor, mungkin karena ada acara musik. Wah ngga asik.”Serunya Gusar
“Ini wisata kaum intelektual.” Selorohnya dan aku tersenyum saja.

Kami berjalan-jalan lagi, tertawa lagi. Aku buka kamera yang kami bawa. Dasar banci foto, meski malu-malu tetap saja ingin di foto. Untuk kenang-kenangan. Ternyata kami tak beruntung, kamera eror. Wah payah. Aku tidak kehilangan akal.
“Pake HP aja.” Teriakku
Dia masih sibuk membetulkan kamera. Setelah dicoba cukup lama hasilnya tetap sama. Yah...sayang deh. Akhirnya kami memakai HP untuk foto-foto, meski hasilnya kurang maksimal namun masih bisa mengambil gambar.

“Wah view nya ngga bagus, ada tenda sih.”Dia berkomentar

Kami duduk-duduk di depan Musium Fatahilah, di depannya persis ada panggung besar. Aku tidak sempat masuk ke musium. Di halaman ada truk pengangkut peralatan pertunjukan, suasana hiruk pikuk. Kami cuek saja, tetap foto-foto dan bergaya.


Tiba di depan Cafe Batavia rasa haus melanda, aku pesan soda biar tidak ngantuk mengingat jalan pulang masih jauh. Kami minum bersama sambil mengamati bangunan yang sudah tua itu. Jendela-jendela kaca yang lebar dan panjang. Dengan korden berbahan lace putih bermotif bunga menutup setengah badan. Remang-remang lampu berpendar berwarna jingga menegaskan aksen tempo dulu. Dinding kayu dengan cat hijau botol. Suasana sepi tanpa musik.

Hari sudah menjelang malam, kami berniat pulang. Aku hanya sempat melihat Kantor Pos, Cafe Batavia, Musium Keramik, dan Musium Fatahillah. Hari itu tanggal 4 juli, aku berulang tahun yang ke 28. Aku merasa bahagia dengan “hadiah” sederhana ini. Hatiku penuh saat menyadari dia masih saja ada disini -disisiku- dekat sekali.

FKY dan Mati Lampu

Semalam aku pergi nonton Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). Tahun ini FKY diadakan dari tanggal 7 juni sampai 7 Juli. Aku janjian sama teman-teman, namun saat tiba di sana tak semua bisa datang. Acara malam mingguan bareng terasa kurang ramai.

Aku belum sempat masuk ke arena Festifal ketika tiba-tiba mati lampu. Hmmm...Malam ini kurang beruntung batinku. Aku dan teman-teman memilih duduk-duduk di pinggir jalan sambil melihat lalu lalang kemacetan jalan. Kami duduk di depan Gedung Agung dan menonton atraksi orang makan api. Aku melihat atributnya bertuliskan Reog Ponorogo, meskipun sederhana dan apa adanya.Tidak seperti Kesenian Reog yang heboh, dengan warog yang besar.

Pemainnya ada orang dewasa dan anak-anak. Mereka belum ahli benar, namun kesalahan-kesalahan itu membuat permainan jadi terkesan lucu. Misal, saat melempar bola api ke mulut, ternyata mereka tidak pas menangkapnya (memakai mulut). Waktu salah seorang memasukkan badan ke tong Kayu, malah teriak sakit...sakit, sambil mendorong salah satu temannya.

Seoarang perempuan setengah baya mengedarkan topi bambu untuk menerima uang sukarela.

Melihat dari penampilannya, seperti kesenian jalanan. Mereka berpindah setiap saat, berpindah mencari keramaian. Musik pengiringnya hampir sama dengan penari jalanan yang sering aku temui di perempatan Kentungan. Memakai Gong yang dipukul berirama seperti iringan musik Jathilan.

Malam merambat pelan,mengingat suasana Jogja yang akhir-akhir ini kurang aman karena ada kejadian pembacokan di jalan raya, jam setengah sembilan aku memutuskan pulang.

Kami tak bisa melihat festifal, Malam minggu sedikit berwarna.

Asyiknya SSKR I

Hampir dua bulan aku ikut program beasiswa Sekolah Seksualitas dan Kesehatan reproduksi. Ia diselenggarakan Samsara sebuah organisasi non profit yang berkomitmen untuk mempromosikan pandangan komprehensif mengenai isu aborsi melalui kerangka seksualitas, kesehatan reproduksi, hak-hak seksual dan reproduksi, budaya, agama dan spiritualitas yang bekerjasama dengan HIVOS sebuah lembaga yang bergerak pada isu humanitas dan pegembangan kerjasama yang berbasi di belanda. Sekolah ini diselenggarakan setiap Sabtu dan Minggu. Otomatis aku nggak bisa libur. Awalnya terasa sibuk tapi lama-lama rutinitas ini menyenangkan. Ia mengurangi rasa kesepian, sekaligus tentu mendapatkan pencerahan tentang realitas seksualitas yang berkembang di masyarakat.

Aku selalu tertarik dengan sekolah. Apapun itu. Hingga aku mengirim aplikasi dan alhamdulillah diterima. Di sekolah ini aku tak hanya mendapat ilmu baru, teman baru, tapi juga keluarga baru. Aku menyebut istilah yang terakhir itu sambil menahan tangis waktu ada acara penutupan sekaligus perpisahan di Eloprogo, Magelang.

Soal Samsara, pertama kali mendengar lembaga ini, aku merasa begitu asing. Aku cari tahu di google, namun info yang aku dapatkan tak seperti yang kuharapkan. Belakangan aku tahu Samsara merupakan lembaga nonprofit yang bergerak dalam pendampingan dan konseling soal kesehatan reproduksi dan aborsi. Usia lembaga baru tiga tahunan.
Saat aku membaca email, berisi pemberitahuan bahwa aku lolos seleksi, di situ ada nama Sartika Nasmar mewakili lembaga Samsara. Aku ketik namanya di mesin pencari google, lalu bertemu dengan blog Sartika. Aku baca blog itu. Diam-diam aku pun mulai mengenal lembaga Samsara. Tika menulis, awalnya Samsara dimulai dari kelompok diskusi kecil tentang isu-isu aborsi di Pare, Kediri. Tika menyebut nama Inna, nama panggilan untuk Inna Hudaya. Juga nama Kapit, nama sebutan untuk Iwan, dan (dasar kebetulan!)dia sosok yang pernah kukenal sambil lalu lima tahun lampau. Iwan saudara Nurul Hidayah, salah satu teman dekatku kelahiran Kediri. Iwan sempat tinggal di rumah Hidayah pada awal-awal kuliah di jogja. Aku sering menginap di rumah itu karena menganggap Hidayah seperti kakak sendiri.
Hanya nama-nama itu yang sering Tika sebut dalam blognya saat membicarakan Samsara. Bagiku ini sudah cukup untuk belajar mengenalnya.

3 Mei 2010. Hari pertama kelas dimulai., Kami melalui sesi perkenalan satu persatu. Ada 15 orang yang diterima dalam sekolah ini. Sartika Nasmar menjadi kepala sekolah. Hari itu kami bicara soal kontrak belajar, harapan-harapan, serta tata tertib selama mengikuti kelas. Poin pentingnya kita tak boleh ijin lebih dari dua kali. Jika melanggar, maka peserta sekolah dianggap mengundurkan diri.

Sekali lagi aku baca silabusnya. Ada 16 materi . Wow banyak banget! Serasa kuliah beneran. Beberapa materi seperti seks dan gender sudah kukenal sepuluh tahun lalu. Namun juga ada materi yang benar-benar baru bagiku seperti aborsi, pemeriksaan payudara, vaginal exam, kontrasepsi, sexual pleasure. Inna Hudaya, direktur Samsara, bilang persoalan seksualitas sangat kompleks. Dia menemukan hal baru tiap kali belajar, membaca, ataupun membicarakannya. Benarkah? Aku bertanya-tanya.

Hari berganti, aku mengenal orang-orang di sana. Kami tumbuh dalam keakraban dan kebersamaan. Antara panitia dan peserta tak berjarak. Saling mengejek dan memuji, bertanya dan menjawab, berjoget dan bernyanyi. Semua terlihat lengkap. Ada aturan jika kami harus bersikap lebay. Kami berubah seperti anak-anak yang mendapat mainan baru. Terus tertawa di sela-sela diskusi tentang anatomi tubuh sambil memainkan alat peraga kelamin perempuan dan laki-laki. Menangis kala menonton film precious. Menjerit saat memutar film tentang aborsi.

Persoalan aborsi masih ilegal di negara Indonesia, terlepas aspek pro-kontra. Kita sedang membicarakan hidup perempuan. Faktanya, aborsi tak selalu dilakukan remaja. Aborsi banyak dilakukan ibu-ibu bersuami.

Dari segi kebijakan, banyak aturan tak mendukung perempuan seperti hak atas informasi, dukungan dana, serta fasilitas yang disediakan pemerintah guna menunjang kesehatan reproduksi perempuan. Dari beberapa film dokumenter, kita mendapatkan info bahwa banyak tenaga medis yang diskriminatif, bahkan membuat perempuan trauma, saat mereka melakukan pemeriksaan Papsmear. Seringkali pertanyaan-pertanyaan yang menghakimi membuat perempuan sungkan. Bagaimana mau sehat, jika akses tersedia cenderung menyudutkan perempuan?

Soal lain, kelas ini juga membicarakan mitos dan fakta terkait kesehatan reproduksi dan relasi gender antara perempuan dan laki-laki. Sepanjang sejarah, banyak mitos yang berkembang dalam masyarakat, dan hampir sebagian besar merugikan perempuan. Misalnya, virginitas: harus di tunjukkan dengan selaput dara yang tidak robek. Mitos lain: banyak anak banyak rezeki. Pada akhirnya, orang tidak memikirkan perencanaan kehamilan (birth control), tidak peduli kondisi kesehatan ibu, tak peduli kondisi ekonomi. Lebih jauh ada anggapan ibu yang hamil dan meninggal saat mengandung atau melahirkan akan dijamin masuk surga. Pandangan semacam ini memicu si ibu terus mempertahankan bayi meski dalam kondisinya tak memungkinkan. Melihat adanya peran ajaran agama yang turut mempengaruhi maka kita bersepakat jika penyelesaiaannya harus melibatkan tokoh agama.Untuk meluruskan kebenaran pandangan tersebut.
Salah tafsir ini tentu tak terjadi jika kaum perempuan diberi pendidikan sejak dini. Namun kita masih dibenturkan soal akses pendidikan, misalnya upaya memasukkan materi kesehatan reproduksi untuk siswa masih terbentur dengan anggapan tak penting. Materi itu hanya masuk pada muatan lokal. Ironisnya, tak semua sekolah setuju memasukkan materi ini. Para guru masih curiga, materi kesehatan reproduksi serta pengenalan alat kontrasepsi justru dianggap telah mengajarkan praktek seks bebas.

Pendek kata, jika ada masalah kehamilan siswa penyelesaiannya hanya sebatas pembinaan moral. Persoalan seksualitas dan kesehatan reproduksi tak hanya melulu urusan medis semata disana membutuhkan peran masyarakat, budaya, agama, dan tanggung jawab negara.

Saat mengingat kelas di SSKR Samsara ini, selalu mengundang rindu.

Untuk Sartika Nasmar (Tika) yang selalu banyak tingkah dan membuat semua terlihat lucu.
Inna Hudaya (Kak Inna), pertama kalinya aku melihat seseorang yang selalu melihat hal-hal dengan positif -- seberat dan sekompleks apapun masalahnya.
Astuti Herawati (Hera),aku melihat kelembutan ibu bersemayam padamu.
Iwan Kapit, sekolah ini menunjukkanku bahwa kamu bukan pemalu seperti dulu, ternyata.
Zul, yang selalu berpandangan beda di menit-menit terakhir pembicaraan.
Ini hanya sebuah kesan, bisa jadi semua ini salah. Namun aku ingin bilang semangat positif dari kalian sudah mempengaruhiku.

Dan untuk 15 orang terpilih, aku merasa bangga dan bahagia telah bersama kalian. Kita belajar menghormati dalam perbedaan dan keragaman yang mengesankan Sabtu- Minggu terakhir itu kita sangat kompak ngerjain panita. Kita jail. Katanya dosa membuat kita dewasa. Hai…apa sih yang aku bicarakan? (sambil mengikuti kata-kata Yusak).

Perhatian dan kenangan khusus aku sampaikan kepada:
Darmayanti (Kak May), istri mas Bram dalam sinetron Cintra Fitri yang selalu kritis dan sering mengingatkan aku untuk mendiskusikan hal-hal kecil selama di kelas.
Hellatsani Widya Ramadhani (Madha Memek), aku suka suaramu yang lantang dan njogja banget, ayo nggosip bareng kalau ngantuk.
Yemmestri Enita (Nita Nenen), Stop talking about Budgeting please… thats time to discuss about sexual pleasure…he…he…
Indria Susanti (Indri IMS), cek tekanan darah gratis lagi ya… kamu manis dan tenang, kita harus perhatian untuk tahu kehadiranmu.
Endang Fatmawati (Endang Endok), aku akan selalu ingat jempolmu…
Nurul Hunafa (Una Uraglagnia), si kecil yang mulai tumbuh dewasa, kalau ada perubahan baik sesungguhnya itu datang dari kami, kalau ada perubahan buruk maka segeralah introspeksi diri he…he…
Turah Yusack Cocaina (Yusak Yoni), Kapan-kapan ajari tinju untuk bela diri ya, di jogja sekarang ngga aman. He…he..dancing waka-waka, is good.
Juju Juliati (Juju Jembut), Mbak Juju ini punya rahasia, ternyata dia jago pijat refleksi…wah kapan-kapan mau nih mencobanya…
Ahmad Suhendra (Hendra Homo seksual), bang Haji, Ithong memang cantik tak usah bingung memikirkannya, gelisah itu biasa…itu sebagian dari tanda-tanda…
Phila Putting, kamu manis dan halus bangeet saat menari…kapan-kapan pengen lihat kamu menari pake kostum…
Angga Yudhi (Angga Anal), He… diam-diam, kalau kamu ngomong ini kayak filsuf…he..he…
Saiful hudha (Ithonk Itil), Malam itu kamu sungguh cantik banget, bunga pun malu menunduk, pucat warnanya…
Navirotul Karima (Navi cantik), he…kamu selalu teriak Navi Cantik...kamu Cool and Calm..
Agung Asi, Sang bapak yang suka bertanya dan kritis,…aku lihat kamu ini suami romantis he…he…jangan lupa cipika-cipiki sama istri kalo pergi jauh…

I love you Full…

Kapitalisme dan Filantrophi George Soros

Seminggu yang aku ikut diskusi Great thinker’s dengan tema “Filantropi George Soros dan Neo Kapitalisme. Tema yang menarik bukan? Melihat George soros dalam dua pandang yang berbeda. Sisi sosialis dan kapitalis. Well, diskusi ini adalah diskusi bulanan yang diselenggarakan oleh sekolah Pascasarjana UGM. Adapun pembicara yang hadir adalah A. Toni Prasetyantono, ekonom yang banyak kita kenal. Muhammad Edhie Purnawan seorang dosen UGM, yang eye chacting...he...dengan moderator mas Zuli Qodir.

George soros adalah Pria yahudi kelahiran Hongaria 1930 seorang hedge fund manager, yang awalnya ingin melindungi kekayaannya agar tidak berkurang tapi bertambah. Dia dipengaruhi oleh filsuf Karl popper dengan “theory of reflexivity”saat bersekolah di London School of Economic. Soros percaya bahwa pasar uang yang naik turun itu akan saling merefleksi, membentuk pola berulang jadi bisa diprediksi, namun di sisi lain dia juga percaya pada ketidakpastian (uncertainty). Oleh karena itu seorang Fund Manager harus menguasai informasi agar bisa memprediksi pasar, meskipun tak ada yang bisa membuat kepastian. Keyakinan akan teori itu membuat Soros sukses memupuk uangnya. Pasar uang adalah bisnis dengan High Risk High Return. Sebagai seorang sepekulan pasar uang ia diduga telah menyebabkan negara-negara asia diguncang krisis tahun 1998, termasuk indonesia. Ia membuat perkonomian tidak stabil nilai tukar dolar terhadap rupiah yang hanya 2 -3 ribu rupiah melonjak sampai kisaran 12-15 ribu. Banyak negara asia mengalami crisis ekonomi serius, bahkan di Indonesia dampaknya masih terasa hingga kini.

Tahun 1998 adalah tahun kelabu di indonesia, crisis ekonomi dan politik bercampur jadi satu. Banyak huru hara.

Ulah Soros juga terlihat kala ia mengguncang bank Inggris tahun 1992. Lalu dimana sisi filantropinya? Melalui keuntungannya yang berlimpah dari bisnis spekulasinya, Soros mendirikan yayasan sosial Open Society Institut (OSI). Banyak negara yang telah dibantunya dalam bidang-bidang antara lain pendidikan, kemanusiana dan HAM, kesehatan, lingkungan dan sebagainya. Banyak LSM yang dibantu termasuk LSM di Indonesia.

Soros memang kontroversial, Toni menyebutkan dia seperti kisah film Robin Hood yang mencuri dan merampok, namun uang dibagikan kepada warga miskin. Bisakah dianalogikan begitu? Bicara menilai baik buruknya dan jahat tidaknya Soros harus menggunakan teori konspirasi. Karena ada sebab akibatnya. “Semakin banyak kita mengerti informasi maka semakin sulit untuk menilai seseorang”, ungkap Toni.

Perdebatan terus berlanjut, sebagian menganggap Soros adalah seorang Kapitalis radikal, namun yang lain percaya soros kapitalis yang tidak menggunakan idenya sebebas-bebasnya.

Namun pasti akan lebih baik berbuat baik dengan cara-cara yang baik.

Dua Biografi


Belakangan ini aku membaca dua buku biografi. Biografi Barack Obama dan Biografi Oprah Winfrey. Hanya kebetulan saja mereka sama-sama orang kulit hitam Amerika, sama-sama berprestasi, sama-sama terkenal. Yang satu president yang satunya lagi adalah ratu show. Dan begitu dicintai seantero dunia terlepas kontroversinya.

Aku dapat buku Biografi dari kekasihku saat main ke Jakarta. Gara-gara saat ketemu dengannya aku malah asik baca buku itu, bukannya ngobrol atau apapun hal yang menandakan kebersamaan. Berkali-kali dia protes karena merasa dicuekin. Hmm Akhirnya dia memutuskan agar buku itu dibawa saja ke Jogja, padahal dia sendiri belum baca. Masih ada empat buku lagi yang belum dia baca. Buku dan bola adalah kekasih pertama dan keduannya.


Sementara itu buku Biografi Oprah winfrey aku beli saat tak sengaja mengantar teman belanja buku di Shoping Center, tempat jual buku murah di Jogja, seperti Kwitang di Jakarta. Aku memang ngefans dengan Oprah. Tentang caranya membawakan acara, yang fasih berkomunikasi dengan tamunya, komunikatif, menanyakan hal pribadi tanpa membuat tamunya tersinggung. Semuanya serasa fine.

Kedua buku Biografi ini sebagai motivator.

Kita tak menyangka jika masa remaja Obama ternyata penuh gejolak. Dalam buku itu dituliskan Obama sebagai Anak dari Ayah kulit hitam kenya dan Ibu kulit putih Amerika yang sempat kehilangan jati diri. Ia merasakan amarah dan frustasi orang-orang kulit hitam yang mengalami diskriminasi. Namun ia tak mampu meluapkan amarahnya kepada orang kulit putih karena ia teringat ibunya. Obama sempat terjerat minuman keras dan narkoba. Namun kemudian berhasil keluar. Dia belajar di Amerika menjadi Aktifis sosial, menjadi senator, hingga karir puncaknya menjadi presiden Amerika.

Masa kecil Oprah pun tak seindah hidupnya sekarang, saat umur 14 tahun dia mengalami pelecehan seksual hingga melahirkan bayi prematur. Bayi itu meninggal setelah umur dua minggu. Peran ayahnya yang mendidik operah untuk banyak belajar dan membaca akhirnya membuka jalan bagi Oprah untuk berkembang. Ia menjadi murid pandai di sekolahnya. Pintar pidato. Hingga suatu hari bekerja di stasiun televisi. Dari sinilah nama Oprah besar, bahkan berhasil mendirikan perusahaan yang memproduksi acara-acara televisi. Perusahaan itu bernama Harpo, nama yang diambil dari namanya yang dieja terbalik.

Sayang sekali buku biografi Oprah ini diterjemahkan dengan buruk.

Banyak orang sukses yang berangkat dari latar belakang masa kecil yang suram. Sebuah tantangan untuk mengambil nilai-nilai positif dan semangat darinya.

Mendadak jadi Koki

Malam ini aku sulit tidur, daripada gulag gulig di kasur ngga produktif akhirnya aku memutuskan untuk menulis blog. Kemarin sudah janji buat menulis kejadian sehari kemarin. Sebenarnya ngga spesial, tapi kejadiannya serba kebetulan.

Aku biasa bangun waktu subuh, untuk sholat jamaah bareng teman-teman. Habis itu biasanya tidur lagi (ini kebiasaanku yang buruk dan susah untuk kuhilangkan, mungkin usahaku yang kurang keras) selama dua jam. Setelah itu aku bangun lagi cuci muka, cuci baju, lalu sarapan, baru Mandi. Aku juga punya kebiasaan ngga baik yaitu sarapan sebelum mandi. Alasanku biar bersih sekalian, kalau mandi baru sarapan kan keringatan tuh...jadi merasa kotor lagi. Mungkin ini faktor kebiasaan juga, merasa panas setelah makan.

So habis itu aku nyalain laptop, cek email, buka facebook dan lainnya. Tiba-tiba Hp-ku berbunyi. “halo siapa nih?” karena aku tidak mengenali nomer yang tertera di layar HP. Yang ternyata Chandra teman kantor. “Chandra mba, hei katanya kita mau masak-masak nih.Gue tunggu ya dirumah, kita masak rame-rame.” Balas Chandra.
“hmm,ya deh.” Jawabku agak ragu, aku masih pengen nge-net.
“Oke aku tunggu ya, sekarang aku mandi dulu.”
“Oke,” jawabku.

Setengah jam kemudian aku melaju ke rumah Chandra. Hanya sepuluh menit, aku sudah tiba dirumahnya. Dia baru aja mandi. Tanpa ba bi bu, aku langsung menuju dapurnya. Aku memang beberapa kali mengantarnya pulang, tapi baru kali itu aku masuk kerumahnya. Hmm dapurnya asik. Di lemari dapur banyak bahan makanan instant, minuman instant, dan aneka bumbu dapur. Lengkap juga.

“Mau masak apa kita Chan?”
“Terserah mba Tuti aja.”
“Ehm spageti aja yo, ini bahannya sudah ada.” Pikirku biar praktis nggak usah keluar-keluar karena cuaca yogya lagi panas.
“Boleh, atau kita masak ikan aja mbak, nanti masak bareng Didin dan bang Alam.” (Didin dan Bang alam adalah teman kantor juga)
“Boleh-boleh, tapi sudah siang gini mau beli ikan dimana? Pasar dah mau tutup?”
“Carefour aja, atau kalau mau kita ke Fish Market”.
“Fish Market?” jawabku ragu, setahuku pasar ikan itu sering tutup

Begitulah akhirnya kita berangkat ke fish market, namun sebelumnya kita ke pasar Colombo untuk beli bumbu. Lalu ke fish market. Setelah hampir 2 jam dijalanan kita sampai juga. Karena naik mobil, kami memilih jalan memutar, tapi ternyata jalanan agak macet, jadi waktu habis di jalan. Jam 12 siang lebih baru sampai fish market. Dan dugaanku benar, disana suasanannya sepi, kami bertemu beberapa orang. Dan kata mbak penjaga toko, fish marketnya baru akan buka bulan depan. Wah cape deh...

Candra mengajak ke pantai Depok, ya sudahlah kepalang tanggung. Di pantai Depok banyak penjual ikan. Itu berarti butuh dua jam lagi agar bisa sampai rumah dan memasak. Sampai Depok kita langsung ke pasar ikan, aku langsung menuju ke penjual ikan tempat aku beli mingu lalu. Setelah tawar-menawar dan pilih ini itu, akhirnya kita membawa pulang ikan Cakalang, Kakap merah, udang dan cumi. Belanjanya kilat, bahkan aku ngga sempat mampir ke pantai. Padahal pantai adalah tempat favoritku ketika jalan-jalan. Aku hanya melihat sekilas dari kejauhan. Lalu kita pulang.
Sebelum sampai rumah, mampir kosku untuk mengambil trasi. Trasi istimewa yang jauh-jauh kubawa dari rumah waktu pulang kampung. Berharap bisa bikin sambal trasi yang enak.

Jam 2 sampai rumah, aku sholat dzuhur dulu baru memasak. Rencananya kita akan memasak Ikan Cakalang goreng, Gule Ikan cakalang, Cumi Saos Tiram, Udang Goreng dan sambal. Banyak juga ya...

Kita sudah menghubungi teman-teman untuk memasak tapi ternyata ngga datang-datang. Akhirnya kita masak Cuma berdua, dari mulai bersihin isi perut ikan, membersihkan cumi, menyiangi udang, buat bumbu, dan sebagainya sampai berujud makanan siap santap. Wahh hampir empat jam kita masak. Maklum kokinya jadi-jadian. Jadi mungkin terlihat lama.
This is it...Masakan seafood ala chef Tuti dan Chandra...


Menjelang magrib aku pulang dulu, mengantar ikan buat teman-teman kos. Hari itu aku piket menyediakan makan malam. Lalu mandi dan sholat. Waktu rebahan badan capek banget. Serasa melayang-layang, mungkin lebai ya. Hmmm tapi karena sudah janji maka aku balik lagi kerumah Chandra untuk makan bareng, beberapa teman kantor janji akan datang malam itu.

Akhirnya kita makan bersama, Bang Alam dan Bang Didin bawa kerupuk dan Coca cola. Jam delapan aku pamit pulang karena ngantuk dan capek, padahal malam itu malam minggu. Teman-teman meledekku karena masih sore tapi sudah ngantuk. Tapi peduli amat, badanku emang minta di istirahatkan.

Thanks Chan, hari ini kita sudah jadi Koki.

Makan Ikan di Pantai Depok

Pantai Depok adalah salah satu pantai di pesisir selatan Yogyakarta yang memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Untuk pertama kalinya aku mengunjunginya setelah sepuluh tahun bermukim di Yogya. Sebuah kunjungan untuk merayakan ulang tahun dan wisuda seorang kawan dekat, seorang adik tepatnya. Namanya Hamidah. Kami berangkat ber-lima belas gabungan dari teman kos dan teman kampus.

Kami tiba di pantai tepat tengah hari saat perahu-perahu merapat, membawa ikan hasil tangkapan hari itu. Bau ikan amis dan limbah ikan busuk segera menyergap. Keramaian juga terjadi di pasar ikan, banyak pembeli yang kebanyakan adalah wisatawan melakukan tawar-menawar. Hari ini kebetulan hari minggu, pasar jad penuh.


Wisata kuliner seafood adalah salah satu daya tarik Pantai depok. Ditempat ini aneka jenis ikan ditawarkan dengan harga lumayan murah. Tentu, jika kita membandingkan harganya dengan pasar swalayan atau pasar tradisional di pusat kota Yogya. Misalnya satu kilo ikan cakalang hanya dijual dengan harga 13 ribu rupiah. Cumi segar hanya 25 ribu rupiah per kilo, sementara udang diharagai 30 ribu rupiah. Aku yang memang suka makan seafood jadi berfikir untuk datang lagi suatu saat nanti.


Di pasar ikan ini para pengolah ikan sudah antri menawarkan jasa untuk memasakkan ikan yang kita beli. Untuk ikan bakar atau goreng tarifnya 5 ribu per kilo, kemudian cumi dan udang masak bumbu bertarif 10 ribu per kilo. Untuk teman makan ikan kita pasti butuh nasi, lalapan dan sambal. Nah untuk yang ini per paket diharagi 15 ribu rupiah. Satu paket untuk 5 orang. Para pengolah ikan itu menjamin di tempatnyalah yang paling murah dan enak. Pastinya.

Hari itu kami mendapatkan tempat makan yang masih sepi, we are the first one who reserved this place. Mbak pengolah ikan mengatakan masakan akan siap santap nggak lebih dari satu jam. Mulanya kami bermaksud menunggu sambil jalan-jalan di pantai tapi karena suasana siang itu panas sekali, akhirnya kita menunggu saja. Es teh menjadi pilihan untuk mengusir haus. Pengen sekali minum es teh, tapi karena masih dalam tahap penyembuhan dari serangan influenza maka aku memilih air kelapa muda. Hmm sungguh cuaca yang bikin tidak nyaman, ditengah suhu tubuh yang panas pula.



Satu jam kemudian masakan yang kami pesan pun datang. Ada ikan Cakalang bakar, Cumi saos tiram, Cumi goreng tepung dan Cdang asam manis. Tak lupa lalapan kubis dan daun kemangi lengkap dengan aneka sambal antara lain, sambal kecap, sambal tomat, dan sambal terasi. Mak nyuus.

Selanjutnnya kami jalan-jalan di pantai. Foto-foto dan bermain ombak.

Tempat Hangout dan Makan Favoritku


Aku inngin membagi tempat-tempat vafouriteku saat jalan-jalan, hangout, sightseing, walking around and some like that...

Semuanya ada di Yogyakarta, karena selama 10 tahun terakhir ini aku tinggal di Yogyakarta.

Tempat-tempat tersebut adalah:

1. Warung makan Sego tempong dan Dunia Sop- Madiun, Ala Mba Iin. Tempatnya di sepanjang selokan mataram, Gejayan di samping Lapangan Bola. Aku sering pesen sop, sop mba Iin paling enak di jogja.

2. Kindai, Rumah makan nyentrik yang menyediakan aneka masakan Banjar makanan berupa soto Banjar, ayam panggang madu, nasi kuning, sate banjar dan aneka minuman segar. Tempatnya di dekat jembatan merah, 400 meter dari gedung LBA Lia yang lama. Tiap weekend ada penampilan musik acoustic Menu Favoritku adalah soto pake ketupat dan jus strowberry.

3. Sop Kaki Kambing bang Udin, Jalan cik di tiro-depan RS Panti Rapih. Disinilah kita bisa makan kambing tanpa bau prengus. Jangan lupa pesen es jeruk untuk menetralkan rasa sehabis makan daging.

4. Angkringan Lek Man (tugu), kalau makannya ingin sambil ngobrol lama ini adalah tempat yang asik. Sambil dengar suara bel tanda kereta mau berangkat. Suara ini memberi tekanan khusus di hatiku. Stasiun juga menandai adanya perpisahan dan pertemuan, ada moment-moment yang membekas dan akan terus ada dalam ingatan.

5. Cafe momento, cafe ini menyediakan aneka makanan dan minuman dari coklat. Namun yang paling spesial menurutku adalah Chocomelt. Paduan dari cake coklat yang di dalamnya ada coklat lelehnya, disajikan dengan 2 scop es krim vanila dan one slice apple as garnish. So sweet.
Momento ada di samping Jembatan Merah daerah Gejayan

6. Dixie Cafe, easy dining ada di daerah gejayan. Banyak makanan enak disini. Konsepnya easy, tapi makanannya berat. Yang enak ada nasi goreng tuna, spagheti, dan lasagna.

7. Bakmi Jawa pak Sangad, ini bakmi terkenal sejak tahun 1949. Penjualnya sudah turun temurun. Bakmi ini dimasak diatas tungku arang jadi meninggalkan aroma yang khas. Selain bakmi ada juga nasi goreng, dan magelangan (nasi goreng campur mi). Bakmi pak sangat ada di pertigaan jalan kolombo, depan hotel Jogja Plaza.

8. Bread Talk, Plaza Ambarukmo jalan solo. Saat jalan ke Mall selalu menyempatkan untuk beli kue dan roti Bread Talk.

9. Bioskob Empire XXI, dijogja hanya ada dua gedung bioskop yang besar yaitu Bioskop 21 di Ambarukmo Mall dan Empire XXI jalan solo. Aku lebih suka Empire, karena tempatnya lebih luas, ngga enaknya pilihan tempat untuk makan sedikit dan mahal.

10. Warung Steak, kita biasa panggil dengan nyebut WS. Ada banyak WS di jogja antara lain jalan gejayan, jalan kolombo, jl kaliurang, Demangan dan lainnya. Aku lebih suka yang di demangan. Tempat ini paling spesial dan bersejarah, meskipun WS Demangan sempat tutup, dan sekarang bangunannya agak bergeser kebarat meskipun ada di jalan yang sama.

Itulah 10 tempat favourit yang kukunjungi. Siapa mau kuajak atau mengajakku?
Shall we?

* Foto diambil dari www.wirya.com

Omah Jawi, Kalabahu, dan Weekend

Karya latihan Pengabdi Bantuan hukum (Kalabahu) yang di selenggarakan LBH Yogyakarta memasuki sesi Out class. Setelah sebelumnya melalui sesi in class di kampus UGM seperti kuliah. Sesi Out class diformat sampai malam dengan menginap disebuah tempat. Tahun ini memilih Omah Jawi dikawasan kaliurang yogyakrta, kawasan puncak yang dingin. Kelasnya diadakan di aula yang mirip pendopo. Sebuah bangunan yang 80 persen materialnya menggunakan kayu jati, menegaskan kesan sebagai rumah adat jawa. Di tengah ruangan ada empat tiang penyangga dari kayu yang besar-besar. Pangkalnya dilapisi semen. Dengan sedikit ukiran, ruangan terbuka, dengan meja diberi alas batik gelap. Seluruh ruangan bernuansa coklat. Berada di ruangan ini seperti menghadiri acara pernikahan. Itulah kesan yang saya tangkap

Lokasi Omah jawi yang jauh dari pusat kota diperhitungkan akan membuat peserta bertahan,tidak meninggalkan tempat acara. Hingga peserta dapat mengikuti keseluruhan sesi yang ada.

Sesi awal dibuka dengan materi pengorganisasian oleh sukiratnasari. Materi-materi yang ada dalam Out class di isi dengan materi-materi untuk mengasah skill, seperti pengorganisasian, manajerial aksi, juga simulasi aksi. Menjadi pengabdi bantuan hukum tidak cukup hanya menguasai teori advokasi atau beracara namunjuga perlu belajar taktik dan strategi, yang semua itu banyak di pelajari di sini.

60 an orang peserta, antusias mengikuti acara ini. Meski suasananya dingin. dan mendukung orang untuk menarik selimut ditempat tidur.

Akhir-akhir ini cuaca susah ditebak, panas dan hujan datang silih berganti tak bisa di prediksi. Efek pemanasan global mulai kasat mata memperlihatkan dampaknya. Kawasan kaliurang yang merupakan kawasan puncak yogyakarta jadi bertambah dingin. Seperti hari ini hujan mengguyur sepanjang hari. Hawa dingin secara reflek memancing kita untuk ngemil, makan, aktifitas yang membuat kita hangat.

Ada bisikan dari peserta, “mbak kapan makan siangnya? lapar” peserta mulai gelisah
“Wah logika tanpa logistik jadi anarkis ya.“ jawab panitia
“Bukan mbak, Logika tanpa logistik jadi statis” balas peserta lagi

Hmmm, lucu juga mereka ini. Pakai istilah-istilah “ancaman”.

Kebetulan ini weekend. Hari yang paling panjang diantara hari-hari yang lain selama seminggu

Sesi malam ada hiburan menyanyi bersama. Panitia khusus mendatangkan pemain organ tunggal dan satu orang penyanyi perempuan tentu saja. Aku sendiri kurang suka acara hingar bingar, jadi aku pastikan diri untuk kabur, mungkin tinggal dikamar sambil internetan atau nonton film. Meskipun sudah berusaha untuk menikmati hiburan macam ini, namun ternyata sulit sekali. Suara keras disertai riuhnya suara tawa, orang-orang berjoget, lampu remang-remang ternyata membuatku pusing.

Bukannya aku tak suka musik ada beberapa yang aku suka. Menyanyi , hmm...mungkin menyanyi untuk diri sendiri.Aku juga punya penyanyi idola: Celine dion. Aku suka musiknya yang ringan, kadang nge-beat tapi tetap ringan.

But, This why I’m. Silent type.

My Valentine


Mau latah ah…ikutan “merayakan Hari valentine”. Meskipun aku sendiri tidak menganggap ini penting, tapi toh akupun bertanya untuk sekedar memancing perhatian.
“Tau ngga hari ini hari ini hari valentine loh…?” tanyaku via sms.
“Tau dung, Aku kan mencintaimu sepanjang 365 hari. Valentine is just celebration for everyone who love vestive. He..he…” begitulah jawaban yang aku terima.

Aku diam sebentar . Hmmm baiklah…

Everything gonna be just fine, jawabku dalam hati…
Lalu aku ingin sekali bernyanyi ….My valentine-nya Martine Mcbride

If there were no words,
no way to speak,
I would still hear you
If there were no tears,
no way to feel inside
I’d still feel for you

And even if the sun refuse to shine
Even if romance ran out of rhyme
You would still have my heart, until the end of time
You’re all I need,
my love, my valentine

All of my life,
I have been waiting for,
all you give to me
You’ve opened my eyes,
and showed me how to love unselfishly
I’ve dreamed of this a thousand times before
In my dreams I couldn’t love you more
I will give you my heart until the end of time
You’re all I need,
my love, my valentine

La da da
Da da da da

And even if the sun refuse to shine
Even if romance ran out of rhyme
You would still have my heart, until the end of time
’cause all I need,
is you, my valentine
You’re all I need,
my love, my valentine

Sementara aku menulis ini, diseberang ruangan teman-teman bermain gitar sambil menyanyikan lagu Kaulah segalanya punya Ruth Sahanaya. Dengan suasana mellow, gerimis dan dingin.


*Foto diambil dari www.mytorontoflorist.com

Fantastic Four

Dikantorku ada empat cewek yang sering jalan bareng. Dari ngerumpi, makan bareng, sampai hang out. Meski usia terpaut jauh tapi saat ngobrol seperti tak ada beda. Pokoknya gila. Empat orang itu adalah:


Aku (pake jilbab kuning), Maya (Jilbab Pink), Deni (Jilbab hitam), dan KiKi (you know lah)


Sukiratnasari, kita biasa panggil Kiki, kadang dipanggil laki-laki jadi-jadian karena dari penampilan dan behaviour mirip laki-laki. Deberapa kali dia dipanggil dengan sebutan mas sama orang asing, anehnya dia menoleh juga. He..he...mungkin sudah takdir.Teori gender yang mempelajari pensifatan laki-laki dan perempuan akibat kontruksi sosial jadi mentah jika berhadapan dengannya. Oya meski terlihat single, dan saat ini mengaku jomblo namun dia sudah bersuami dan punya anak satu. Tipenya pekerja lapangan, kalo ada advokasi sampai malam dia pasti turut serta. Pokoknya Public Defender sejati deh...dia malah mencari pekerjaan yang kalo bisa keluar malam...dan tentu saja keluar rumah. Dia mengaku di kantor jadi juragan kasus Pelanggaran Hak-Hak Sipil dan Politik. Preman, Satpol PP, Polisi pasti dibabat habis apalagi pelaku kekerasan terhadap perempuan hmmm bakal dibuat klepek-klepek sama dia...

Deni Wahyuningsih, kita memanggilnya Den...Den... dia pasti menoleh, apalagi ditambah Den Ayu...girangnya bukan main. Gadis Cangkringan ini anak juragan sapi. Tinggal di lereng Merapi yang banyak wismanya, makanya jika di kantor butuh penginapan dan wisma dialah orang yang tepat untuk menangani. Menurut dia, dia terbiasa bangun jam lima padahal disana kan dingin banget. Kadang aku tidak percaya, tapi buat apa dipertanyakan? Biar itu jadi urusan dia sama Allah. Deni terlihat mungil dan manis, makanya banyak yang suka. Tapi belakangan mengaku sudah punya tambatan hati. Namanya....Aduh kasih tau nggak ya?
Deni, bercita-cita jadi advokat, namun belakangan ortunya ngga setuju. Dia pengin sekali jadi advokat terkenal, handal, penyayang sesama...tanpa pandang bulu...tapi dia juga bisa misuh (marah) pada Hakim yang tidak adil dan membuat pak Tukijo dipenjara. Pak tukijo adalah aktivis petani lahan pasir yang dikriminalkan.

Darmayanti, maya....dengan berteriak, itu berarti kita memanggilnya dan dia ada di ruangan lain. May...may...berarti dia ada disampingku. Hmmm dari nada bicara dia terlihat cool dan susah di dekati, tapi jangan salah kalau kita sudah dekat dia adalah sosok perempuan yang lembut dan penyayang. Dia juga sangat perhatian. Apalagi sama soulmatenya (Ayu). Kadang dia pencemburu gara-gara sakit dan tidak ku sms. Dia rajin masak, dan pernah mau ikut lomba kreasi Indomie. Dia punya cita-cita mulia sebagai pejuang HAM. Liat aja bacaannya buku yang ga lazim dibaca orang kalo lagi males diajak diskusi jangan dekat-dekat dia deh...bisa digigit ntar...Dan aku sudah mulai melihat sepak terjangnya, waktu aksi, diskusi dan lainnya...

Astutik, Aku sendiri, agak canggung juga nih menceritakan diri sendiri. Aku yang paling dewasa eh... maksudnya paling tua diantara mereka he...he.... Aku agak pemalu diawal-awal. Tapi kalo sudah lama kenal jadi malu-maluin. Backgroundku ekonomi, kerja dengan orang-orang hukum, tapi bermimpi jadi designer,....he...ngga nyambung deh...mungkin karena ketidaknyambungan itulah aku ada. He...he...lebay.com

Itulah sekilas cerita tentang teman-temanku.
Suatu hari, kita merasa ribet jika mesti memanggil nama satu-satu. Kalo menurut teori efektifitas jadi ngga efektif. Makanya ada yang usul supaya kita mencari nama yang cocok dengan figur-figur diatas.

Usulan nama:
Kelompok manis manja: terilhami grup dangdut tahun 90-an yang personilnya ada Ine Cyintia dan kawan-kawan. Namun ngga jadi dipake, alasanya norak bangeeeet..

Trio macan: salah satu trio dangdut yang aksi panggungnya bikin pusing kepala. Dan Oh no...membayangkan saja tidak ingin. Jelas nama ini tidak cocok, dari segi kuantitas trio berarti 3, sementara kita ada empat orang. Dari segi kualitas, figur trio ini nggaaak banget deh...

Lalu munculah nama-nama berikut

Gang cabullerr...

Empat Bidadari...

Kelompok ijo lumut, jomblo dan imut-imut...

Akhirnya ketemu satu nama yang cukup mengilhami ketangguhan, semangat, dan juga perjuangan...

Nama itu adalah Fantastic Four. Terilhami oleh film fantastic Four, Cuma kalau di film tokohnya satu cewek dan tiga cowok, tapi kalau yang ini personelnya tiga cewek dan satu cowok. Siapakah cowok itu???

Warga Menolak Tambang Dihujani Gas Air mata



PADA 20 Oktober lalu, pemerintah kabupaten Kulonprogo mengadakan pertemuan publik perihal proses penambangan pasir besi di pesisir Kulonprogo. Pertemuan itu, digelar di kantor bupati, yang sedianya mengedepankan unsur transparan dan partisipatif ini ternyata terkesan esklusif. Semula ada 25 warga yang diundang, namun entah mengapa mereka tak dijinkan masuk semua, bahkan sebagian diusir.

Jumlah 25 itu sebenarnya belum menunjukkan representasi warga. Akhirnya, warga memutuskan aksi di luar gedung. Ada sekitar 2.000 warga yang turut berpartisipasi. Tak hanya kaum muda, nenek-nenek hingga anak kecil pun turut ambil bagian.
Sekitar pukul 9.25, perwakilan warga memulai orasi, lalu dilanjutkan aksi teaterikal. Sambil barisan merapat ke arah gedung, warga terus melakukan orasi bergantian. Intinya, mereka menolak segala bentuk pertambangan pasir besi di pesisir pantai Kulonprogo. Mereka juga meminta Pemkab Kulonprogo dan pihak PT Jogja Migasa Indonesia (JMI) untuk ke luar menemui peserta aksi. Mereka ingin bicara langsung.
Namun kedua pihak itu tak kunjung ke luar. Hingga masa berinisistif untuk menemui namun dihalangi oleh barikade aparat kepolisian. Aksi saling dorong antara peserta dan aparat tak terhindarkan. Aparat pun melakukan kekerasan dengan memukul peserta aksi. Bahkan ada aksi lempar batu. Menyadari keadaan mulai panas, aparat menyemprotkan gas air mata.

Sepuluh orang terluka dalam aksi tersebut, tiga diantaranya adalah perempuan. Mereka mengalami luka bocor di bagian kepala dan kaki akibat lemparan serta pukulan. Sementara tiga puluh orang lainnya merasa pedih matanya, pusing dan juga mual-mual karena siraman gas air mata .

Menanggapi hal tersebut, LBH Yogyakarta selaku kuasa hukum menolak secara tegas seluruh hasil konsultasi publik tersebut dan meminta kepada pemerintah pusat, dalam hal ini kementrian ESDM, dan pemerintah daerah untuk menghentikan rencana pertambangan pasir besi.

Kami juga meminta Badan Lingkungan Hidup Propinsi Yogyakarta untuk mencabut dan atau mengkaji ulang lisensi komisi penilai AMDAL. Insiden gas air mata dalam konsultasi publik itu menunjukan pemkab Kulonprogo belum cukup mampu memfasilitasi proses tersebut, khususnya mengakomodir rakyat Kulonprogo di dalam proses rencana penyusunan AMDAL. Kami juga mendesak kepada Kapolda Yogyakarta dan Kapolri untuk menghentikan tindakan represif aparat keamanan kepada masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya

Mengapa menolak pertambangan?
Penambangan pasir besi ini rencananya menempati lahan seluas 123.601 meter persegi. Ia menyentuh areal wilayah dari enam desa: Banaran, Karangsewu, Bugel, Pleret, Garongan, Karangwuni – dan terletak dalam empat kecamatan: Galur, Panjatan, Wates dan Temon. Lahan-lahan yang hendak dipakai itu merupakan lahan tempat tinggal dan pertanian.

Warga di sekitar lahan ketakutan terhadap aksi paksaan, yang minta mereka meninggalkan rumah.Komnas HAM menyatakan rencana proyek pertambangan pasir besi berpotensi menimbulkan konflik horisontal serta melanggar hak asasi manusia.
Hal itu sebetulnya sudah dimulai. PT JMI mulai melakukan aksi ambil-alih lahan. Warga yang tergabung dalam Paguyuban Petani Lahan Pasir (PPLP) pun menolak dan melakukan perlawanan. Namun mereka juga mendapat tantangan dari warga sendiri. Mereka kerap diintimidasi, posko paguyuban dirusak dan dibakar, serta mendapat stigma negatif.

Tambang mineral, dalam sejarahnya, menimbulkan banyak masalah. Mulai dari pencemaran lingkungan yang merusak struktur tanah, sehingga lahan bekas tambang itu tak bisa lagi ditanami. Ia juga industri yang rakus air, sehingga berpotensi melalaikan kebutuhan warga setempat terhadap air. Juga pencemaran udara, yang meningkatkan volume debu, sejak dan selama proses penambangan.

Penyakit yang menyerang warga akibat pencemaran juga turut menambah beban warga sekitar pertambangan. Antara lain kanker kulit, gangguan saluran pernapasan, dan ancaman keguguran bagi ibu mengandung.

Dari sudut pandang ekonomi, kegiatan ini tidak membawa keuntungan yang signifikan. Belajar dari sejarah pertambangan di Indonesia, warga sekitar umumnya adalah korban. Warga yang kehilangan lahan pertanian, tempat produksi ekonomi mereka, akan tergantung terhadap bahan pangan dari luar.

Dampak selanjutnya warga kian konsumtif serta mengalami cultural shock. Nilai kearifan lokal pelan-pelan berganti dengan tradisi penambang yang cenderung rawan kekerasan dan sengketa, karena mereka berusaha survive.
Kegiatan pertambangan disebut juga sebagai “korupsi yang tersembunyi.” Ini karena kerusakan lingkungan akibat pertambangan tak ada yang bertanggung-jawab. Setelah usai, penambang akan pergi. Ujung-ujungnya pemerintah maupun warga sekitar lah yang kemudian menanggung bermacam kerusakan itu. [end]

Diterbitkan di Buletin Saksi LBH Yogyakarta.

Sweet New Moon


Jake...
I love you
Tapi please,
Jangan buat aku mememilih
Karena hanya memang dia selama ini...

Kalimat itu indah sekali, bagaimana kita mengatakannya kepada salah seorang yang mencintai kita, di tengah dua orang yang mencintai kita. sama beratnya. Kalimat diatas adalah dialog yang ada dalam bagian terakhir film Twilight Saga: New Moon.

Kalimat yang ditujukan Bella untuk Jacob. Kalimat untuk menegaskan perasaannya. Setelah semua yang dialami Bella bersama Jacob, sepeninggal Edward cinta sejatinya. Apakah haru sedih atau bahagia. Rasanya campur-campur, seperti ada bagian dari kita yang tak bisa menetap.Yang jelas aku menyukai bagian itu.

This words, drive me to hug someone who seat beside me. ...(Oh no, its not polite ok?....just holding hands is good.

Teman-teman yang menonton bersamaku, menganggap film itu ngga bagus. Ok, that’s just their opinion. Ada yang bilang film ini bikin ngantuk, ngga masuk akal. Apapunlah, yang penting aku suka. Suka ceritanya, suka filmnya, setelah puluhan kali baca bukunya. Tentunya suka banget sama aktornya, Robert “Edward” Pattinson. What a handsome you are, disturbing my sleep everynight. “He is handsome and dangerous at the sametime.” Said Stephanie Meyer the Author of book, on this audition.




The Colour of Paradise



Kenangan menonton film yang membuat ak menangis selama se-jam, adalah film The Colour of Paradise. Aku merasa tak berdaya setelah menonton film itu, seperti hanyut dalam nuansa ketidak berdayaan dari tokoh-tokohnya. Aku menontonnya di Bentara Budaya Yogyakarta. Bentara Budaya selalu memutar film tiap akhir bulan. Kita bisa menontonnya gratis. Berbagai tema film diputar dan selalu berganti tiap bulan. Tema lintas budaya, lintas ruang dan waktu. Film yang diputar jarang kita temui di rental VCD kebanyakan.

Beberapa Film yang pernah kutonton antara lain, Voice of America, votes for Women, shall we dance versi Asia, Raging Bulls, dan sebagainya.
The Colour of Paradise adalah film dengan setting Keluarga di timur tengah, Aku nonton dengan Alene Rossabelle. Film ini diputar hari kedua dari jam 16:30 sampai jam 18.30. aku baru menonton film ini sekali dan terharu. Ada pula film yang sudah cukup terkenal dan sudah sering diputar di TV yang judulnya Children of Heaven yang masuk dalam tema bulan itu.


The colour of Paradise, menggambarkan kehidupan anak umur 10 tahun, Tuna netra dan Ibunya sudah meninggal. Namanya Muhammad. Dia sekolah di sekolah khusus anak Tuna Netra di Teheran dan Tinggal di Asrama. Ketika musim Libur sekolah, ayahnya terlambat menjemputnya (entah tak ingin menjemput atau karena suatu hal). Untuk menghibur gurunya pura-pura menelpon, dan mengatakan ayahnya lagi terjebak macet, mungkin baru dalam perjalanan. Anak itu tersenyum. Lalu guru itu menyarankan agar Muhammad mendengarkan tape di kamar. Kemudian Muhammad menunggu lagi di ruang tunggu, dia mendengar suara anak burung lalu mencarinya sampai ketemu. Bisakah kamu membayangkan, anak buta yang mencari-cari burung hanya dari suara yang ia dengar. Muhammad menemukan ternyata ada anak burung jatuh dari pohon. Anak burung itu ber ciat-ciat terus, karena terjatuh dari sarang. Lalu Muhammad berusaha naik ke pohon. Dia berusaha mengembalikan anak burung itu ke sarangnya. Dia menggapai-gapai dahan mencari letak sarang burung itu berada. Dia menemukannya lalu meletakkan anak burung yang semula ia simpan di sakunya itu ke sarangnya. Dia tersenyum.

Di kembali duduk.

Ayah Muhammad Datang, namun tak berniat membawa Muhammad pulang, dia bilang pada Pihak sekolah kalau dia miskin dan Ibu Muhammad sudah meninggal, tak mungkin dia merawat muhammad sendirian. Muhammad anak dari keluarga miskin. Ayahnya pekerja kasar yang hidup dalam kesendirian, tertekan, dan tak percaya diri. Selain seorang ayah dalam keluarga itu seharusnya Muhammad hidup bersama neneknya Azizah dan dua sudara perempuannya Bahareh dan Hanieh. Bahareh dan Hanieh seorang gadis kecil yang riang yang sangat menyayangi Muhammad. Mereka bersekolah di sekolah normal, tidak seperti Muhammad.

Begitu tiba di desanya, Muhamad diajak bermain ke ladang (perkebunan). Sungguh pemandangan yang indah dan bersahaja. Banyak tanaman bunga berwarna-warni, kuning, merah, dan ungu. Digambarkan pula bunga-bunga itu dipetik warga untuk mewarnai kain. Perkampungan yang miskin namun memiliki pemandangan yang indah. Hutan dengan pohon-pohon yang besar dan lebat. Sungai dengan air yang jernih mengalir, juga kuda sebagai alat transportasi didesa itu. Muhammad berlari-lari di ladang, menemui neneknya. Dia terlihat sangat bahagia bertemu orang-orang yang telah lama ia rindukan. Tak lupa dia memberikan oleh-oleh “hadiah.” Sebuah kalung dari tutup botol untuk adiknya, Hanieh. Sirkam dari plastik untuk kakaknya, Bahareh. Lalu ada juga gunting kuku buat neneknya. Moment itu terasa hangat, haru, dan bahagia. Sekecil apapun sebuah perhatian, mampu membuat perasaan menjadi penuh.

“Tanganmu halus sekali nek, bagaimana nenek memiliki tangan seputih ini?” kata Muhammad saat meremas tangan Neneknya. Ketahuilah Muhammad buta, tentu tak bisa melihat tangan neneknya, yang sesungguhnya terlihat keriput dan hitam, yang halus adalah tangannya sendiri. Mendengar kata-kata itu, berlinanglah air mata sang nenek. Apa yang ada dalam pikiran seorang anak kecil, hingga bisa bersikap begitu kepada neneknya. mereka saling menunjukkan cintanya, saling mengasihi dalam keterbatasan masing-masing.

Kehangatan ini mulai terusik saat ayah Muhammad mulai jatuh hati pada seorang janda. Ketahuilah ayah Muhammad seorang pekerja kasar. Bagaimana dia harus menyediakan mahar? Dia ingin menata hidup setelah kepergian istrinya, mungkin dapat mengisi kesepiannya, memperhatikan ibunya, juga anak-anaknya.

Di desa itu, Muhammad ikut bersekolah di sekolah normal saudara perempuannya. Muhammad terlihat cerdas dan dapat mengikuti pelajaran, hingga teman-temannya berkerumun mengelilinginya. Namun kesenangan ini tidak lama. Ayahnya memutuskan untuk menitipkan Muhammad pada seorang tukang kayu. Ia ingin Muhammad mandiri dan kelak dapat bekerja menjadi tukang kayu. Perpisahan itu, membuat Muhammad sedih, dari mata butanya meneteskan air mata kesedihan yang mendalam. Dia duduk menyendiri, dia merasa orang-orang tidak menginginkannya lagi. Meskipun tukang kayu menghiburnya, namun itu terasa tidak signifikan.

Kepergiannya tak diketahui nenek dan saudara perempuannya. Hingga mereka mencari-cari. Nenek tak terima sikap Ayah Muhammad yang menjauhkannya dari cucunya. Neneknya sedih, dan sakit. Dua saudara perempuan itu pun menangis. Dalam keadaan sedih itu nenek pergi mencari muhammad, berjalan menyusuri desa, menyeberang sungai, dan pada saat menyeberang sungai itulah gunting kuku hadiah Muhammad terjatuh. Sang nenek seperti memiliki firasat. Nenek terus mencari-cari di dalam air sungai, dalam kondisi hujan. Sementara ayah Muhammad yang mencari-cari sang nenek telah menemukannya, lalu diajaknya pulang. Di rumah itu nenek Muhammad sakit semakin parah hingga Meninggal. Kesedihan datang kembali.

Kesedihan-kesedihan datang beruntun, tak lama kemudian. Lamaran sang ayah pun dibatalkan. Laki-laki itu merasa kalah, lemah, dan tak berdaya. Dia pun menangis, menyesali perbuatannya. Ia berniat menjemput Muhammad. Ia naik Kuda menyusuri hutan, menuju tempat Muhammad dititipkan. Dalam perjalanan Pulang Kuda itu di tuntun, saat melewati sebuah jembatan, jembatan itu ambruk. Muhammad pun jatuh dan hanyut bersama kuda yang ditumpanginya. Ayah muhammad yang panik, tertegun, akhirnya melompat ke sungai yang deras airnya. Ia berusaha menyelamatkan Muhammad. Air sungai menyeret keduanya, mereka hanyut.

Dalam kesadarannya, sang Ayah bangun dan mendapati dirinya terdampar di sebuah pantai yang sepi dan dingin. Hanya ada suara burung berkaok-kaok. Ia memandang sekelilingnya, hingga menangkap sesosok tubuh. Dia berjalan menghampiri, dan disanalah Muhammad berada, tergeletak sudah tak bernyawa. Sang ayah memeluk jasad itu, dalam raungan tangis yang memilukan. Terakhir nampak tangan Muhammad yang bercahaya. Cahaya dari warna Surga. Sebuah ending yang tak terduga.

Tamu

Hujan gerimis di siang hari, ada orang yang menghabiskan waktu senggangnya hanya untuk tidur...apa yang kamu bayangkan saat kamu mengunjungi seorang kawan lama. Normalnya, pasti diisi dengan bincang-bincang lama, sampai kamu lupa waktu.
Anehnya, temanku ini malah tidur, dan aku seperti penjaganya...hi..hi...datang untuk numpang tidur...sambil sms dan telpon....emang ak ini siapa? Aku jadi tersanjung, jika kamarku ini emang kamar yang paling nyaman, yang pernah ia temui sebulan terakhir...lebai.com. Yang mengundang untuk ditiduri...
Well apapun bentuk kunjungan, aku selalu merasa senang. Karena tidak merasa sepi. Hari-hari jadi berwarna. Ada sesuatu yang kita kerjakan untuk seorang teman, untuk membuatnya senang....well come, please come in...

Perjuangkan Hak Perempuan melalui Pluralisme

Persoalan tentang perempuan selalu bersinggungan dengan banyak hal seperti pluralisme, fundamentalisme, kapitalisme dan sebagainya. Dari tiga hal itu hanya pluralisme yang bisa dipakai untuk memperjuangkan perempuan untuk mendapatkan haknya. Pluralisme berasal dari kata “plural” yang artinya “jamak”, “beragam” dan isme. Keragaman ini tidak bertujuan untuk dijadikan satu, namun dibiarkan menjadi dinamika dalam dialog aktif dengan mengedepankan sikap saling menghormati dan menghargai.

Bagaimana hubungan feminisme dan pluralisme? Feminisme adalah paham yang berupaya memperjuangkan kepentingan perempuan dan laki-laki akibat ketidak-adilan jender, dimana perempuan banyak menjadi korban dan dirugikan. Dalam relasi perempuan dan laki-laki ini terjadi perbedaan-perbedaan baik dari segi pandangan maupun alasan yang dipakai, yang ujungnya menempatkan perempuan pada posisi yang tidak menguntungkan. Pluralisme penting menjadi paradigma dalam rangka memperjuangkan hak-hak perempuan di tengah perbedaan-perbedan itu, yang selama ini susah didapatkan, karena budaya dan sistem patriarkhi. Karena dalam pluralisme mengedepankan unsur dialog, di mana satu pihak tidak bisa memaksakan kepentingan atas pihak yang lain. Kepentingan laki-laki tidak boleh memaksakan diri, karena ada hak-hak perempuan. Artinya perjuangan menuntut hak perempuan tidak lalu berupaya untuk menguasai laki-laki namun didasarkan atas rasa saling menghormati dan memanusiakan.

Perda-perda Pengekangan terhadap Perempuan

Kerasnya pemahaman masyarakat dalam kehidupan beragama membuat mereka berupaya menerapkan aturan moralitas pribadi ke dalam sebuah peraturan daerah seperti larangan keluar malam (terjadi di Tangerang) dan peraturan daerah pelacuran (di bantul, Yogyakarta), pemberlakuan jilbab (di Padang). Masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai penjujung tinggi moralitas berupaya membuat judgement perempuan tidak boleh keluar malam, perempuan yang keluar malam adalah perempuan yang tidak baik. Perempuan PSK adalah perempuan yang tidak baik maka aktifitasnya harus dilarang. Perempuan yang baik adalah yang memakai jilbab, hingga harus ada perda yang memaksa mereka untuk memakai. Intinya Perempuan adalah sumber masalah moral hingga gerak-geriknya harus diawasi.

Aturan perda di atas sebenarnya tidak melindungi perempuan tetapi, justru mengekang kebebasan perempuan sebagai manusia yang memiliki hak asasi. Apakah pembuat perda tahu, bahwa perempuan yang keluar malam itu adalah para pekerja pabrik yang mendapatkan shift malam. Mereka bekerja untuk menghidupi keluarganya. Dan apakah pembuat perda berfikir bahwa tidak semua PSK, memiliki cita-cita untuk menjadi PSK. Setiap perempuan memiliki keinginnan untuk dihormati dan memiliki pekerjaan yang baik. Tak hanya itu jika kita lihat, persoalan PSK tidak hanya persoalan perempuan, tapi juga persoalan struktural di mana negara tidak mampu melaksanakan tanggung jawab untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi warganya. Ada ketimpangan di mana perempuan yang tidak memiliki posisi tawar, terjebak dalam pekerjaan-pekerjaan yang rentan dan minim perlindungan. Dalam hal ini negara telah melakukan kekerasan.

Mengenai jilbab, sejauh ini tidak ada jaminan bahwa perempuan yang memakai jilbab adalah perempuan, baik, bertakwa dan sholihah. Jadi aturan kewajiban memakai jilbab untuk menjamin kebaikan perempuan menjadi gugur. Banyak alasan seseorang memakai jilbab. Ada beragam alasan seorang memakai jilbab antara lain, alasan perempuan karena itu adalah pakaian islami (alasan teologis), karena dipaksa oleh aturan perda, karena merasa tidak enak dengan lingkungan sekitar (alasan psikologis), karena merasa nyaman dan sebagainya. Bahkan menjelang pemilu 2009 pemakaian jilbab sudah masuk ke wilayah politis yakni jadi ajang kampanye JK-Wiranto, hingga salah satu petinggi PKS gamang mendukung pasangan SBY gara-gara istri mereka tak berjilbab.

Menurut Musdah Mulia, Direktur Indonesian Conference on Religion and Peace (IRCP), inti jilbab pada hakikatnya adalah “mengendalikan diri dari semua perilaku yang merugikan.” Jilbab dengan demikian tidaklah terkait dengan busana tertentu, melainkan lebih berkaitan dengan unsur takwa di dalam hati. Perempuan beriman tentu secara sadar akan memilih busana sederhana dan tidak norak sehingga mengalihkan perhatian publik, dan yang pasti juga tidak untuk pamer.

Kasus-kasus di atas menunjukkan adanya sikap fundamentalisme kelompok tertentu. Ciri-ciri sikap ini adalah meyakini kebenaran eksklusif ajaran agama yang mereka anut, sementara ajaran yang ada di luar mereka salah. Fundamentalisme mengharuskan penilaian benar dan salah terhadap suatu prilaku, dan juga memaksakan prilaku tertentu yang dianggap benar atas orang lain.

Bentuk sikap fundamentalisme secara umum terpola dalam bentuk-bentuk sikap antara lain pertama, pembantasan ruang gerak perempuan, perempuan harus ada di ruang domestik, hingga ada perda larangan keluar malam bagi perempuan. Kedua, pembatasan berpakaian, hingga muncul perda soal kewajiban memakai jilbab. Ketiga, perempuan sebagai sumber moralitas bangsa, hingga segala sesuatu tentang tubuh perempuan harus diatur, lalu dibuatlah undang-undang pornografi dan pornoaksi. Keempat, perempuan ada di bawah laki-laki, karena itu tidak boleh memiliki kewenangan di atas laki-laki.

Sikap fundamentalisme ini semakin marak terjadi di Indonesia hingga menyebabkan konflik horisontal.

Pluralisme bagi Hak perempuan

Pandangan sempit yang mengedepankan kebenaran tunggal atas golongan tertentu membuat perempuan dirugikan. Komunikasi dan dialog untuk membicarakan relasi perempuan dan laki-laki, perempuan dan negara, harus dibudayakan. Sebagai wujud penghormatan hak perempuan untuk berekspresi dan aktualisasi diri. Perempuan berhak bekerja di waktu kapan pun dia mau tanpa ada paksaan seperti juga laki-laki. Pendekatan-pendekatan dari pluralisme ini memungkinkan adanya ruang untuk bernegosiasi sehingga perempuan turut berperan aktif dalam membuat pilihan dan keputusan.

Apa pun alasan seseorang berjilbab tetap patut dihargai. Kita harus menghargai pilihan orang lain dalam berbusana. Setiap orang punya hak untuk mengekspresikan dirinya. Sangat penting membangun sikap apresiasi terhadap perempuan yang atas kerelaannya sendiri memakai jilbab, sebaliknya juga menghargai mereka dengan pilihan bebasnya melepas atau membuka kembali jilbabnya.

Dalam pluralisme terdapat tiga kunci yaitu pertama, pluralisme tidak sekadar keragaman semata, namun dalam keragaman ini membutuhkan partisipasi aktif dan juga harmoni antara laki-laki dan perempuan. Kedua, pluralisme tidak hanya toleransi, namun juga ada upaya aktif untuk memahami yang lain. Ketiga, pluralisme tidak hanya soal relatifitas perbedaan, namun juga tersediannya ruang di mana perbedaan-perbedaan itu bertemu.

Dalam ajaran pluralisme tidak sekadar menyuruh perempuan dan laki-laki mengenal satu sama lain, tapi lebih dari itu, menghendaki agar sesama manusia, baik yang seagama maupun berbeda agama untuk aktif membuka diri, saling berkomunikasi, saling memberi dan menerima, saling mengoreksi diri dan bekerja sama untuk membangun kehidupan dunia yang berkeadilan jender.