Menghitung Kehilangan

Akhir-akhir ini aku sperti berhitung dengan kehilangan. Kehilangan yang terkadang susah untuk dijelaskan namun aku bisa merasakannya. Satu, satu pergi, Mungkin aku ini sensitif, tapi aku percaya intuisi dan percaya apa yang kurasakan. Satu, dua hal mulai terbukti namun aku terus berfikir positif dan berdoa dengan doa terbaik. Aku mendengarnya sendiri. Aku merasakan sendiri perubahannya.

Seandainya aku ini tidak ada, dan tiba-tiba lenyap, aku ingin menghitung berapa banyak yang merasa kehilangan? Berapa banyak yang merdeka? Pikiran iseng, namun aku suka memikirkannya. Jika ada mesin pendeteksi kebahagian seseorang pasti lebih bagus lagi. Seberapa bahagia orang yang ada di dekatmu karena keberadaanmu? hmm jenius bukan? seperti alarm yang berbunyi, dengan bunyi beraneka ragam yang bisa kita pilih sesuka hati. Pasti Lucu.

Namun saat aku memandangnya, aku seperti menemukan kembali jalan meski untuk salah satu alasan. Dan pikiran tadi itu benar-benar konyol. Saat aku mengingat bahwa darah kami sama, kita sama-sama kehilangan, dan dia membutuhkan aku untuk saling menguatkan. Hanya itu kiranya yang membuat semua hal yang mati rasa ini hidup kembali. Ada kehidupan lain yang berdenyut. Meski untuk alasan besar yang indah sudah aku simpan dalam-dalam, kualihkan sementara, karena semakin aku berusaha menjaganya semakin membuatku salah dan asing. Maka aku ingin mengalihkannya hanya untuk memberikan pengertian, pemahaman, dan tentu saja cinta. Aku ingin menjaganya meski aku menemukan ada rasa antusias yang samar-samar menghilang dalam obrolan itu, dalam sapaan, dan rencana-rencana.

Aku masih bingung dengan konsep dan fakta yang sering kali berbeda. Antara ucapan dan tindakan. Tapi aku ingat seseorang pernah berkata-kata bahwa tiap saat orang perlu belajar tentang perubahan. Hanya untuk membuat agar kita lebih siap dan ikhlas. Tanpa perlu panik. ujian-ujian yang datang itu untuk meninggikan kualitas hidup kita, karena itu bersyukurlah. Hmm ini bijaksana sekali, semoga aku bisa menjalaninya. Terimakasih untukmu yang memberiku kata-kata ini.

Oleh karena itu saat kamu butuh perhatian, maka perhatianlah terlebih dulu. Saat kita butuh dihibur maka belajarlah menghibur terlebih dulu. Belajar menebar kebaikan dan kasih sayang kepada siapa saja, agar hidup tidak pernah sepi dan kesepian. Melakukan sesuatu bagi orang lain membuat hidup kita lebih bermakna.

Oke miss charming, cerialah...he he..karena baik saja tidak cukup, kita butuh tampil menarik he he...dan tentu saja menyenangkan. Hai...hellow...

Baiklah... Smile...Klik, kita akan membuatnya abadi, meksipun hanya dalam selembar foto!!!

Yogyakarta, 21 november 2010. 03:04

1 komentar:

satudinia.blogspot.com mengatakan...

Jangan lagi kau hitung kehilangan,mbak..karena kamu punya lemari penyimpanan yang aman : ingatan dan kebesaran hati utk memahami berbagai peristiwa menjadi hal baik. Salam hormatku, mbk..