Bagi seorang pemburu, menembak harimau adalah kepuasan sekaligus kebahagiaan. Namun benarkah kebahagiaan ini tahan lama? Apakah kebahagiaan ini diberkahi?
Jika di tempat lain para ahli konservasi menanggung kesedihan, meredam kebencian atas tindakannya. Jika setelah itu mereka bahkan rela menyewa relawan-relawan untuk merawat dan menyusui bayi-bayi harimau yang di tinggal mati induknya.
Apa yang tersisa dari peristiwa setelah tanda tanya?
Let's not counting, because universe always tell us about balancing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar