Pagi Ceria

Disuatu pagi yang ceria kamu membuka jendela rumah lebar-lebar, semilir angin seketika menamparmu lembut bersamaan cahaya mentari yang memelukmu hangat. Kamu memasang telingamu tajam, untuk mendengarkan harmoni alam yang menghanyutkan. Merasakan segala bunyi di pagi hari, kamu bersyukur atas anugerah pagi itu dan berdoa semoga esok hari dapat merasakan hal yang sama.

Tak henti-hentinya kamu mengagumi pagi itu, seolah kamu membeku dan ingin menghentikan waktu agar pagi terus dapat bersamamu.

Kamu punya kursi favorit yang kamu letakkan di samping jendela. Disitu kamu berdiam diri, dan tak seorangpun dapat mengganggumu, itu adalah dunia yang kamu miliki sepenuhnya. Kamu mendengarkan suara penyanyi yang paling kau sukai, mengimpi dan memejamkan mata. Kamu hafal semua liriknya, hingga dengan mudah kamu terhanyut seolah kamu ada di dalamnya. Satu lagu habis berganti yang lain. Kamu membuka mata dan melihat secangkir teh yang ada di dekatmu telah menunggumu hingga kehilangan asap. Kamu meneguknya pelan-pelan, menyesapnya dalam-dalam seperti itu adalah teh terakhir yang kamu punya.

Waktu berjalan pelan, matahari mulai meninggi, namun aura pagi tetap tinggal bersamamu, seolah menemanimu memberi berkah sepanjang hari. Kamu berbisik: ini adalah pagi ceria di akhir pekan.

Tidak ada komentar: