Selasar #3

Tentang teriakan tempo hari dan hari ini
Kamu mendengarnya
Namun dia datang dengan ceria
Membuatmu lupa telah memegang bara

Lalu senja-senja yang kian samar
tenggelam dalam lautan gedung itu
Menenggelamkanmu dalam keriuhan yang fana
Tak ada lagi cakrawala
Tak ada lagi jingga
Jingga yang kamu sukai
karena disanalah lahir sebuah puisi
Cakrawala yang bercerita tentang batas-batas
waktu kepulangan
juga penantian

Semua bergerak cepat sekali
Saling mendahului juga memunggungi
Hingga kamu belajar menjadi asing
"Itu aku sekarang", katamu malu-malu
Benarkah?

Namun teriakan itu terdengar lagi
Teriakan dari masa lalu
Lebih jelas, lebih jelas
Kamu berfikir dejavu
Dialah kekuatan,
yang berjalan menggenggammu
Kesederhanaan yang hangat memelukmu
Kesetiaan dari air mata,
yang kini Menetes
di jari-jarimu yang melepuh

Tidak ada komentar: