Memoar Habibie dan Ainun


Kemarin aku membeli buku kenangan Habibie dan Ainun. Buku ini berisi pengalaman hidup mantan presiden Habibie bersama istrinya Hasri Ainun. Aku membeli buku ini karena dorongan ingin mengerti bagaimana belajar mencintai? Bagaimana mencintai dengan tulus?

Habibie mengisahkan bagaimana pertemuan dan kebersamaannya dengan Ainun dengan bahasa bahwa jiwa mereka adalah manunggal. Bahkan tanpa berkata pun, mereka tau satu sama lain untuk merasakan, memahami, dan mengerti hanya melalui pandangan mata. Begitu kuatnya telepati yang ada dalam jiwa mereka.

Keberhasilan demi keberhasilan selalu di capai oleh Habibie. Prestasi itu tak hanya dalam kancah nasional namun juga Internasional. Dalam setiap penghargaan yang diterima, Habibie selalu tak lupa mengucapkan terimakasih, bahwa keberhasilannya tersebut tak lepas dari jasa dua perempuan yang selalu sayang dan mendukungnya. Perempuan itu adalah Ibu dan istrinya Ainun. Setiap mengucapkan pidato terima kasih, dia selalu memandang mata Ainun dengan perasaan cinta.

Habibie menceritakan bagaimana Ainun adalah anugerah dari Allah untuk dirinya. Ucapan syukur terus diucapkan mengingat perjalanan hidup bersama selama 48 tahun 10 hari. begitu mengesankan. Ya Allah, Berikan aku anugerah seperti ini.

Tangisku pecah saat membaca bagaimana masa-masa Ainun Sakit. Bagaimana Habibie menjaga Ainun dengan perhatian dan doa, tak pernah berpisah dan selalu bersama dalam suka dan duka. Saat-saat mengharukan.Habibie selalu datang jam 10 ke ruang ICU untuk menemani Ainun. pernah suatu hari, Habibie terlambat. Disitu dia melihat Ainun meneteskan airmata. Habibie Bertanya "Apa kamu sakit?". Tidak, jawab Ainun. "Apa kamu menginginkan sesuatu?" Tidak, Jawabnya lagi. "Apa kamu mengkhawatirkan aku?" lalu Ainun Mengangguk. Oh...manis sekali. Bisakah ini terjadi padaku? Menghadapi saat-saat terakhir dengan seseorang yang kita cintai, setia menemani kita.

Buku ini begitu jujur, semua tertulis apa adanya. Tak berbunga-bunga, aku melihat karakter pak Habibie sebagai orang yang lugas dan apa adanya. Dia selalu mengatakan bahwa pandangan mata Ainun selalu meneduhkan dan selalu ia rindukan. Sebuah bahasa sederhana yang mampu menjelaskan semuanya, tentang cinta.

Semoga Allah selalu menyayangimu Habibie dan Ainun. Semoga kesabaran dan kebahagiaan selalu tinggal dalam hati kita. Amin

Tidak ada komentar: